Banjarmasin (ANTARA) - Komunitas pencinta lingkungan membentuk organisasi Perkumpulan Hijau Daun (PDH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena keprihatinan terhadap kualitas dan kondisi air sungai di Kota Banjarmasin.
Hal tersebut terungkap saat diskusi PHD Banjarmasin bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) III Kalimantan di Banjarmasin, Jumat, guna membahas lomba nasional Kelompok Pecinta Sungai (KPS) 2023.
Baca juga: Kadis DKPP Banjar minta pembudidaya jaga kualitas air cegah kematian ikan di Mali-Mali
Pembina PHD Banjarmasin, Mohammad Ary menjelaskan organisasi pencinta sumber daya air itu diprakarsai Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah (PD PAL) atau Perumda PAL,
Sekitar lima tahun lalu, Ary mengisahkan Direktur PD PAL Rahmatullah menghimpun para generasi muda serta para pecinta lingkungan untuk membentuk organisasi yang konsen melestarikan sumber daya air.
Ary menuturkan 250 sungai di Banjarmasin sudah mengandung ribuan ppm bakteri koliform, padahal ukuran ideal mencapai 250 ppm, tingkat keasaman dan tingkat kekeruhan sudah memprihatinkan.
"Belum lagi kandungan kadar garam di air sungai saat kemarau begitu tinggi yang menyebabkan air sungai menjadi asin," tutur Ary.
Ary menyebutkan kondisi tersebut bertolak belakang dengan keinginan masyarakat dan Pemerintah Kota Banjarmasin menjadikan Banjarmasin sebagai kota sungai terbersih di Indonesia, wilayah destinasi wisata, sumber bahan baku air bersih perusahaan daerah air minum, sarana transportasi, dan sebagai drainase.
Baca juga: Indeks kualitas air dan tutup lahan di Tapin masih rendah
Karena hal itu, dituturkan Ary, kumpulan anak muda dari PHD berkolaborasi dengan Perumda PAL untuk mengurangi tingkat pencemaran air terutama dari tinja manusia yang menimbulkan bakteri koliform.
PHD dan Perumda PAL menggiat sosialisasi dan menyusun program edukasi, sosialisasi, membentuk jamban komunal, dan menyarankan masyarakat untuk menjadi pelanggan Perumda Pal, agar air limbah manusia tersebut diolah dulu menjadi netral sebelum dibuang ke sungai.
Ary menyatakan kegiatan tersebut melibatkan masyarakat di bantaran sungai, komunitas, karang taruna, pemuda masjid, pelajar, mahasiswa, akademisi, bahkan perusahaan dan media massa.
Ary menambahkan hal terpenting untuk menjaga kualitas air sungai dengan membuat sanitasi yang baik agar indeks kesehatan meningkat, mencegah stunting, investasi, dan perekonomian masyarakat.
PHD Banjarmasin pun terlibat aksi kemanusiaan saat COVID-19, seperti penyemprotan disinfektan, membersihkan masjid, rumah warga, dan menangani musibah alam.
Baca juga: Upaya Pemkab HSS galang komitmen bersama jaga kualitas air Sungai Amandit
PHD terbentuk karena prihatin terhadap kualitas air sungai di Banjarmasin
Jumat, 7 Juli 2023 18:36 WIB