Banjarmasin (ANTARA) - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan memfasilitasi pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa PTS se Kalimantan dalam rangka mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Sekretaris LLDIKI Wilayah XI Kalimantan Dr M Akbar di Banjarmasin Kamis (23/9/2021) saat membuka pelatihan kewirausahaan mengatakan, pelatihan ini juga sebagai upaya mendorong munculnya wirausahawan mahasiswa di Indonesia.
"Kegiatan kewirausahaan mahasiswa ini merupakan program pemerintah, dengan harapan, mahasiswa tidak hanya fokus belajar teori saja, tetapi juga harus mampu mengembangkan potensi diri melalui berbagai kegiatan, diantaranya kewirausahaan," katanya.
Kegiatan ini penting, agar perguruan tinggi ke depannya, juga mempu menghasilkan pengusaha-pengusaha muda, untuk bisa bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Menurut Akbar, para sarjana, tidak mungkin seluruhnya menggantungkan masa depannya, untuk bekerja di pemerintahan maupun menjadi karwayan di perushaaan BUMN maupun swasta lainnya.
Tetapi sarjana harus mampu menciptkan peluang kerja bagi warga lainnya, melalui berbagai kegiatan kewirausahaan.
"Dalam rangka membekali para mahasiswa untuk menjadi pengusaha muda masa depan, maka LLDIKTI memfasilitasi pelatihan kewirausahaan ini," katanya.
Hal tersebut, kata dia, juga sejalan dengan program Mas Mentri sebutan untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Menurut Akbar, pelatihan yang diikuti tidak kurang dari 160 mahasiswa perwakilan PTS di bawah binaan LLIKTI XI, seharusnya dilaksanakan secara luring, namun karena hingga kini PPKM di Banjarmasin dan berbagai daerah lainnya, masih berada di level IV, terpaksa pelatihan kembali dilaksanakan secara daring atau virtual.
Pada pelatihan ini, LLDIKTI XI menghadirkan nara sumber Yanuar Bachtiar yang menyampaikan materi Program Kewirausahaan Mahasiswa Identifikasi Elemen Pemasaran Usaha.
Menurut Yanuar pelatihan kewirausahaan mahasiswa penting untuk mendukung program pemerintah dalam melahirkan pengusaha-pengusaha muda masa depan, mengingat saat ini, jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat minim dan jauh tertinggal dengan beberapa negara.
Menurut Yanuar, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, saat ini jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65.350.222 unit.
Jumlah UMKM tersebut, menempatkan posisi Indonesia berada di urutan ke lima di antara tujuh negara Asia Tenggara.
Rendahnya peringkat kewirausahaan Indonesia tersebut, disebabkan rendahnya skor pada semua indikator, diantaranya skor kerangka hukum yang baik dan keahlian teknologi dengan skor masing-masing 0,3 dan 0,5.
Kondisi tersebut, kata dia, diperparah dengan hantan pandemi COVID-19 yang membuat 50 UMKM menutup usahanya, 88 persen usaha mikro tidak memiliki tabungan dan 60 persen UMKM mengurangi karyawannya.
Berdasarkan situasi tersebut diatas, maka diharapkan, perananan PTS untuk melahirkan generasi-generasi pengusaha sangat penting, untuk pertumbuhan ekonomi nasional mendatang.
Yanuar juga mengungkapkan, akibat pandemi, tidak hanya memukul sektor UMKM dan pengusaha secara umum, tetapi juga memukul perguruan tinggi dan dunia pendidikan.
"Selama COVID-19, banyak mahasiswa tidak bisa bayar SPP, banyak mahasiswa meminta penundaan dan potongan SPP dan lainnya," katanya.
Kondisi tersebut, diharpakan juga menjadi perhatian bersama, baik dari pemerintah dan berbagai pihak terkait lainnya.