Banjarmasin (ANTARA) - Seperti tidak mengejutkan, travel haji dan umrah di Provinsi Kalimantan Selatan sudah dapat memprediksi keberangkatan haji tahun ini gagal.
Seperti dinyatakan salah satu pengusaha travel haji dan umrah, PT Saidi Putra Wisata Banjarmasin, H Isamail Ibrahim yang mengaku sudah dapat memprediksi karena pandemi COVID-19 di negeri ini yang belum berakhir.
"Sudah kami prediksi (Pembatalan keberangkatan haji tahun ini)," ujarnya usai mengetahui pengumuman resmi Kementerian Agama RI tidak memberangkatkan haji tahun ini.
Meski sudah mengetahui akan kondisi demikian, Ismail Iberahim mengaku tetap menyayangkan, sebab ini untuk tahun kedua haji Indonesia gagal lagi berangkat.
"Kami hanya bisa bersabar dan menyampaikan ke jamaah haji kami terhadap berita ini," tuturnya.
"Kami yakin saja insya Allah jamaah akan memahami dan memaklumi," tuturnya.
Menurut dia, calon jamaah haji plus yang siap berangkat melalui travelnya tahun ini sebanyak 37 orang.
"Yang saya sedih, satu calon jamaah haji meninggal dunia sebelum diberangkatkan ini," tuturnya.
Memang, aku Ismail Iberahim, seandainya pun diputuskan juga berangkat tahun ini dengan pengumuman kepastian sekarang ini, kemungkinan kesiapan travel-travel juga kesulitan, karena keterbatasan waktu untuk hal-hal lain.
Pria yang juga anggota DPRD Kota Banjarmasin dari Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut meminta kedepanya pemerintah harus melakukan pendekatan dengan Kerajaan Saudi Arabia terhadap kepastian warga indonesia yang akan berangkat haji jauh-jauh hari.
"Mudah-mudahan tahun depan ada kepastian, kasihan jamaah sangat mengharapkan sekali," ujarnya.
Sementara itu Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan H Noor Fahmi mengatakan, sangat jelas bahwa poin utama yang paling mendasar dari ditiadakannya pemberangkatan jamaah haji Indonesia tahun ini adalah menyangkut keselamatan jiwa jamaah haji.
“Melalui keputusan tersebut sangat jelas bahwa kesehatan, dan keselamatan jiwa jamaah lebih diutamakan mengingat pandemi Corona Virus Disease-19 (COVID-19) yang masih malanda dunia," tegasnya.
Fahmi pun mengajak kepada semua masyarakat khususnya para calon jamaah haji untuk dapat menerima keputusan ini dengan sabar dan dapat memahami maksud dari pembatalan keberangkatan haji tersebut.
"Pemerintah menilai bahwa pandemi COVID-19 yang masih melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan Arab Saudi, dapat mengancam keselamatan jemaah. Apalagi, jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia dan sebagian negara lain dalam sepekan terakhir masih belum menunjukan penurunan yang signifikan," tambahnya.
Selanjutnya Fahmi mengajak kepada seluruh jajarannya agar dapat segera mensosialisasikan keputusan pemerintah terhadap pembatalan keberangkatan jamaah haji tersebut.
"Sampaikan beritanya kepada masyarakat dengan sebaik mungkin dan sosialisasikan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M," ujarnya.