Banjarmasin (ANTARA) - Dua travel umrah di Kota Banjarmasin menyatakan memaklumi keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara visa perjalanan umrah ke negeri tersebut dengan alasan waspada penyebaran virus COVID-19 yang berasal dari China.
Meskipun, ujar Pemilik Travel Haji dan Umrah Saidi Putra Wisata, H M Ismail Iberahim di Banjarmasin, Jumat, pihaknya sempat panik dengan kebijakan mendadak Pemerintah Arab Saudi, terhitung sejak 27 Februari 2020.
"Tapi ini kebijakan berlaku bagi negara seluruh dunia, kita memahaminya, dan tentunya menerima," ujarnya.
Memang, ucap Ismail Iberahim kebijakan yang mendadak tersebut berpengaruh pada jadwal keberangkatan jamaahnya yang sudah siap, yakni, pada tanggal 5 Maret dan 13 Maret 2020, sebanyak 15 orang jamaah. Sedangkan yang tanggal 13 Maret sebanyak 28 jamaah.
"Untuk keberangkatan tanggal 5 Maret 2020, persiapan kami sudah 100 persen, baik dari pesawat, visa hotel dan lainnya, jamaah tinggal berangkat," sebutnya.
Oleh karena adanya kebijakan dari pemerintah Arab Saudi yang tidak ada kejelasan waktunya sampai kapan tersebut, maka pihaknya berinisiatif cepat untuk menunda keberangkatan atau akan mencoba menjadwal ulang keberangkatan dengan berkoordinasi pihak airlines dan pihak-pihak yang bersangkutan.
"Mudah-mudahan visa dan tiket pesawat tidak hangus karena kasus seperti ini," ujarnya.
Dia pun berharap, jamaah umrah dari travelnya untuk bisa menyikapi kasus ini dengan bijaksana, memaklumi dan bersabar, karena ini masalah internasional akibat menyebarnya virus COVID-19, sehingga pemerintah Arab Saudi melakukan tindakan waspada.
Sementara itu, pemilik Travel Haji dan Umrah PT Nur Ramadhan Wisata Banjarmasin, Ustadz H Chairun Idris menyatakan tidak perlu khawatir atas kejadian tersebut, karena semua dapat memaklumi atas alasan kebijakan Arab Saudi ini.
"Kita ikuti irama dan aturan saja, tidak perlu khawatir, ini kejadian internasional, semua harus memaklumi dan memahaminya," ucap dia.
Demikian pula, tambahnya pihak penerbangan untuk memberikan kebijakan baik bagi travel yang sudah memesan dan membayar tiket keberangkatan, tidak dihanguskan semena-mena.
"Travel kami sebenarnya ada jadwal pula keberangkatan pada 5 Maret 2020, sebanyak 31 orang jamaah, ya, terpaksa ditunda, dan dengan jamaah kita sudah kontek-kontekan, semuanya baik-baik saja," jelasnya.
Dia memperkirakan, masalah ini tidak akan berlangsung lama, setidaknya akhir Maret 2020 perjalanan umrah ke tanah suci Makkah dan Madinah akan kembali normal.
"Kan terik juga hotel-hotel di sana kalau lama-lama, karena sepi, tentunya kita yakin semuanya akan ada solusi, kita harus yakin sebagai orang yang beriman," sebutnya.