Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin mencurigai harga gas elpiji 3 kg yang naik signifikan saat ini karena ada yang memainkan ke luar.
"Pasokan (elpiji 3 kg) cukup, cuma kita curiga ada yang menjual ke luar," ujar Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin H Norbiansyah, di Banjarmasin, Rabu.
Pasalnya, kata dia, gas elpiji 3 kg hampir seminggu ini terpantau sulit dicari baik di pangkalan maupun di eceran, padahal menurut laporan pihak Pertamina, tidak ada pengurangan distribusi bagi Kota Banjarmasin.
Sehingga asumsi pihaknya ada oknum yang nakal baik tingkat pangkalan maupun eceran yang menjual ke luar daerah untuk mendapatkan keuntungan lebih, sehingga membuat kebutuhan di Banjarmasin berkurang.
"Dinas kita selalu memantau tapi tidak ada kewenangan untuk menindak yang menaikkan harga ini," tutur Norbiansyah.
Dari pantauan pihaknya di lapangan, kata Norbiansyah, harga gas elpiji 3 kg saat ini mencapai Rp30 ribu.
Padahal sesuai ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) di daerah inj, harga per tabungnya hanya sebesar Rp17.500 bagi elpiji 3 kg.
Sebenarnya, kata Norbiansyah, pihak Pertamina sudah melakukan operasi pasar di lima kecamatan hingga kelurahan, namun ternyata tidak mencukupi pula saat ini.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg di pangkalan dan eceran tersebut dialami seorang ibu rumah tangga bernama Noryani di perumahan sederhana Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara.
Dia mengaku harus berkeliling mencari gas LPG tabung 3 kilogram, namun usahanya sia-sia, sebab di tempat pangkalan hingga eceran dinyatakan kosong.
Dia pun mengaku pasrah untuk tidak bisa memasak hari ini (Rabu, 2/9) karena kehabisan gas LPG dan tidak memiliki simpanan gas LPG lain.
"Mungkin sore atau besok saya cari lagi, siapa tahu ada," tuturnya.
Dari informasi temannya jika adapun harganya mencapai Rp40 ribu.