"Memang dari pantauan kita di lapangan ada terjadi kenaikan harga gas elpiji, ini lantaran barangnya mulai sulit didapatkan masyarakat," ujarnya Kadisperindag Kota Banjarmasin Khiril Anwar saat berada di gedung dewan kota, Selasa.
Menurut dia, krisis keberadaan gas elpiji ini hampir menimpa semua tabung, yakni, tidak hanya untuk 3 kilogram, tapi juga yang 5 kilogram dan 12 kilogram.
Atas terjadinya kelangkaan penjualan gas elpiji di daerah ini, tutur Khairil, pemerintah kota sudah menyampaikan keluhan masyarakat dengan pihak PT Pertamina.
"Kita kemarin (Senin) saat ada rapat dengan PT Pertamina, kita sampaikan masalah gas elpiji yang dikeluhkan masyarakat karena harganya mahal dan sulit dicari," paparnya.
Khairil mengungkapkan, PT Pertamina hanya menyatakan, karena adanya gangguan distribusi hingga stok yang ada tidak mencukupi seluruh kebutuhan warga Banjarmasin.
"PT Pertamina berjanji akan secepatnya mengatasi masalah ini, memang karena gangguan alam yang menjadi alasan kuat mereka hingga terjadinya ini," paparnya.
Sementara itu, terjadinya krisis gas elpiji di daerah ini diakui pula Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarmasin Priyo Eko Wusono.
Karena dia mengalami sendiri sulitnya mencari gas elpiji 12 kilogram untuk kebutuhan di rumahnya.
"Sudah empat pangkalan saya singgahi untuk mencari gas elpiji 12 Kg hari ini, tidak juga dapat," ujarnya usai mengikuti rapat dengan dewan kota di gedung dewan kota, Selasa.
Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga di daerah Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Noryani mengakui sulit pula mendapatkan gas elpiji untuk tabung 3 Kg di daerahnya.
"Kalau ada gas elpijinya dijualnya cukup mahal, bahkan ada yang sampai Rp30 ribu untuk tabung 3 Kg," tuturnya.
Dia berharap, harga gas elpiji ini segeranya turun, namun yang terpenting lagi tidak sulit dicari.