Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyiapkan empat ruangan khusus untuk pasien Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau "Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS-CoV.
Humas RSUD Ulin Banjarmasin M Yusuf, Selasa mengatakan, RSUD Ulin telah menyiapkan empat ruangan khusus dengan empat tempat tidur, yakni, di ruangan Aster lantai lima.
"Selain menyiapkan ruangan, RSUD Ulin juga sudah menyiapkan peralatan dan obat-obatannya, juga para dokter dan perawatnya," kata Yusuf.
Langkah tersebut, ujar dia, untuk persiapan apabila ada warga Kalsel yang baru datang dari ibadah umroh terdeteksi Mers-Cov.
Diungkapkannya, RSUD Ulin Banjarmasin telah menyiapkan dokter spesialisnya sebanyak lima orang, yakni, empat orang dokter ahli paru dan konsultan, tambah satu dokter anastasi.
Untuk perawat, lanjut Yusuf, RSUD Ulin Banjarmasin menugaskan sebanyak 11 orang perawat Intensive Care Unit (ICU) atau perawat yang sudah dilatih menangani permasalahan pasein Mers-Cov.
"Intinya kita sudah siap apabila sampai warga kita di Kalsel ini sampai ada yang terjangkit virus yang mematikan berasal dari negeri Arab itu," tegasnya.
Dia menyatakan, belum ada lagi pasein flu arab yang dirawat di RSUD Ulin sampai kini, dan berharap tetap demikian meski tempat isolasi telah pihaknya sediakan.
"Kita hanya melayani sebaik-baiknya di sini, jadi tidak tahu betul apakah ada warga Kalsel yang kini terjangkit flu arab itu," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pernah mengatakan hingga kini Indonesia masih bebas dari virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau "Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus/MERS-CoV.
Kasus MERS-CoV yang semula terjadi di Jeddah, kemudian meluas ke Mekah, Madinah, dan saat ini sudah menyebar ke 15 negara, dipastikan hingga saat ini belum masuk ke Indonesia, katanya.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 47 masyarakat dari sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, dan Bali, yang diduga terserang virus yang dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kematian atau suspek MERS-CoV itu, ternyata hasilnya negatif.
"Kami berupaya memperkuat deteksi dini melalui alat pendeteksi suhu tubuh "thermal scanner" di bandara udara dan pelabuhan laut bagi mereka yang baru tiba dari Timur Tengah," katanya.
Jika dalam pemeriksaan tidak ditemukan indikasi terserang penyakit MERS-CoV, orang tersebut diperbolehkan pulang atau melanjutkan perjalanan sesuai tujuan, namun jika sebaliknya ditemukan indikasi tertular virus yang dapat mematikan itu akan diberikan pemeriksaan secara teliti dan dilakukan pengobatan sehingga tidak menulari masyarakat sekitar, tambahnya.