Sigi (ANTARA) - Sejumlah petani tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat ini memasuki masa panen raya buah tomat, salah satu komoditi hortikultura yang banyak dibutuhkan masyarakat.
Udin (48), seorang petani asal Desa Binangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat, membenarkan sedang berlangsung panen raya tomat di wilayah itu.
"Buah tomat yang dipanen kali ini terbilang kualitasnya lebih baik dibandingkan panen sebelumnya," kata dia. Pemasarannya pun, lanjut dia, tidak ada kesulitan karena permintaan pasar baik lokal maupun luar cukup bagus.
Sebagian hasil panen petani, kata dia, selama ini dipasarkan ke provinsi tetangga seperti Gorontalo, Sulawesi Utara, dan juga Kalimantan Timur.
Hal senada juga diungkapkan Suyono, seorang petani di Kecamatan Sigibiromaru yang merupakan salah satu wilayah sentra pengembangan komoditi hortikultura di Kabupaten Sigi.
Ia mengatakan pascagempabumi 7,4 SR yang mengguncang sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Sigi, selain Kota Palu, Donggala dan Parigi Moutong, petani tidak bisa lagi menanam padi di sawah.
"Yang kami tanam sekarang ini hanya komoditas hortikultura dan jagung," kata Suyono. Ia mengatakan hanya komoditas tersebut yang bisa dikembangkan pada lahan kering bekas persawahan.
Sawah-sawah sekarang ini tidak lagi ditanami padi, karena jaringan irigasi Gumbasa yang selama ini mensuplai air untuk kebutuhan musim tanam seluruhnya hancur total diterjang gempabumi dan likuefaksi pada 28 September 2018.
Agar sawah tidak terlantar dan bisa menghasilkan, maka petani sekarang ini menanam komoditas yang tidak membutuhkan banyak air, seperti tomat,cabai, bawang merah, kacang panjang, kedelai, kacang tanah, jagung, ubi-ubian dan komoditi pertanian lainnya. Dia juga mengatakan sebagian hasil panen petani dijual di luar daerah.
Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata terus mengimbau petani untuk tetap mengolah lahan pertanian agar bisa menghasilkan, sambil menunggu sampai jaringan irigasi berfungsi kembali.
"Ya kalau irigasinya selesai dibangun, baru menanam padi," kata dia.
Dia mengaku akibat bencana alam tersebut banyak petani di daerahnya, terdampak dan kehilangan matapencaharian. Bahkan tidak hanya itu, juga kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka hancur diguncang gempabumi yang juga disertai terjadinya pergerakan tanah atau likuefaksi.