Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan segera membangun autis center untuk menampung dan memberikan kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah sesuai dengan penanganan kasusnya.
Gubernur Kalsel Rudy Ariffin di Banjarmasin, pada puncak peringatan hari anak nasional di Gedung Sultan Suriansyah Kamis, mengatakan, pembangunan autis center sangat penting dilakukan untuk memberikan hak pendidikan bagi anak-anak tersebut.
Rencananya gedung autis center yang akan dibangun di lahan seluas dua hektare, dananya akan diambilkan melalui dana APBD Perubahan 2012.
"Rencananya tahap awal pembangunan tersebut menelan dana hingga Rp3 miliar lebih," katanya.
Diharapkan pembangunan autis center tersebut bisa diselesaikan selama dua tahun anggaran dan minimal pada 2013 sebagian lokasi sudah bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Dengan adanya autis center tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut bisa mengenyam pendidikan secara memadai dan gratis sejak SD hinga SMA.
"Kalau jumlah penderitanya saya kira tidak terlalu banyak, namun banyak atau sedikit faktanya masalah tersebut ada dan harus bisa diselesaikan secara bersama-sama antara masyarakat dan pemerintah," katanya.
Berdasarkan wikipedia, autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya enam gangguan dalam bidang, interaksi sosial, komunikasi (bahasa dan bicara), perilaku-emosi, pola bermain, gangguan sensorik dan motorik perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil, biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.
Sebelumnya, hasil penelitian air sungai yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kalsel, kondisi air sungai di Kalimantan Selatan yang tercemar berbagai logam berat dan sampah rumah tangga menjadi salah satu pemicu adanya penderita autis, gangguan saraf, dan ginjal.
Kepala Bidang Pemantauan dan Pemulihan Badan Lingkungan Hidup Daearah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Ninuk Murtini mengatakan dari hasil pemeriksanaan kondisi air sungai beberapa titik hasilnya sebagian besar air sungai tercemar dengan rata-rata kandungannya di atas ambang batas.
Pencemaran sungai tersebut antara lain, untuk kandungan mangan atau Mn seharusnya hanya 0,1 miligram tapi berdasarkan hasil penelitian di Sungai Barito pada April 2012 telah mencapai 0,3135 miligram atau jauh di atas ambang batas.
Pemprov Bangun Autis Center
Kamis, 6 September 2012 19:00 WIB