Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Wali Kota Banjarbaru H Nadjmi Adhani di dampingi Wakil Wali Kota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan dan Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Banjarbaru Ir Hj Siti Zakiah saat presentasi Ekspose OCHI oleh Tim Pengukuran Budaya Organisasi kepada Wali kota dan Wakil Wali kota Banjarbaru di Ruang Kerja Walikota Banjarbaru, Selasa (7/11).
Presentasi hasil akhir OCHI/Pengukuran Budaya Organisasi dilanjutkan kepada seluruh SKPD Kota Banjarbaru yang disampaikan Andi Basuni ACT Consulting ESQ di dampingi Denny Kurniawan di Aula Gawi Sabarataan Kota Banjarbaru yang di buka oleh Wakil Wali Kota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan.
H Darmawan Jaya Setiawan menyampaikan bahwa akhir-akhir ini istilah budaya organisasi banyak dijumpai di berbagai media, para ahli, praktisi maupun akdemisi telah banyak melakukan analisis dan kajian berkaitan dengan budaya organisasi.
Diskusi maupun seminar telah banyak diselenggarakan untuk mengungkapkan berbagai substansi yang berkaitan dengan pengembangan budaya organisasi, fungsi dan pengaruh serta manfaatnya untuk sebuah organisasi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memang dirasakan sangat penting dan memiliki manfaat baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan organisasi, terutama dalam kancah persaingan yang semakin ketat.
Para ahli berpendapat bahwa definisi budaya organisasi memiliki tiga hal yang merupakan ciri khas dari budaya organisasi tersebut antara lain, dipelajari, dimiliki bersama, diwariskan dari generasi ke generasi.
"Faktor yang paling penting bagi organisasi adalah bagaimana seorang pemimpin, ketua ataupun manajer sebuah organisasi dapat menciptakan dan memelihara suatu budaya organisasi yang kuat dan jelas," kata Darmawan Jaya.
Budaya organisasi adalah cara berfikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, mempelajarinya atau paling sedikit menerimanya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah merupakan perwakilan dari norma-norma perilaku yang harus diikuti oleh anggota organisasi.
Seorang pemimpin efektif dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya harus berperan menjadi sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu membantu bawahan untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya.
Menurutnya pemimpin harus mampu mengembangkan keikatan pribadi antara karyawan dengan institusi dimana mereka bekerja, rasa memiliki merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin dalam mendorong karyawan untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi.
Tanpa adanya ikatan pribadi karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi. Pemimpin juga harus dapat membatu menciptakan stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial, dimana orang-orang yang ada didalam organisasi merupakan satu kesatuan sosial yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Seorang pemimpin juga harus mampu menjadi pedoman perilaku, sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk. Pada dasarnya, untuk membangun budaya organisasi yang kuat memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap, boleh jadi dalam perjalanannya akan mengalami pasang surut yang berbeda dari waktu ke waktu.
Budaya organisasi yang kuat memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah mendapatkan usaha-usaha produktif karyawan dan membantu setiap orang untuk bekerja mencapai tujuan yang sama. Demikian juga di Lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru, kita harus mengembangkan budaya positif sebagai karakter budaya organisasi kita.
"Semoga hasil survei kita ini baik dan akuntabel, dan hasilnya dapat memotivasi kita untuk menjalankan pemerintahan ini agar lebih baik lagi kedepannya," demikain Darmawan Jaya./f
Ekspose Pengukuran Budaya Organisasi
Selasa, 7 November 2017 14:04 WIB