PT Pertamina Kalimantan Selatan segera mengoperasikan mini depot LPG Banjarmasin yang dibangun di Kabupaten Barito Kuala pada akhir Januari 2012.
Sales Representative LPG Rayon IV Kalsel Adi Bagus Haqqi di Banjarmasin, Selasa mengatakan, dengan beroperasinya mini depot LPG di Batola maka pasokan gas tidak perlu lagi menunggu dari Balikpapan.
"Beroperasinya mini depot LPG satu-satunya di Kalsel tersebut membantu kelangsungan stok LPG di daerah ini karena pasokan tidak perlu lagi menunggu dari Balikpapan," katanya.
Sebelumnya, kata dia, depot LPG hanya berada di Balikpapan sehingga tidak jarang distribusi dari Kaltim ke Kalsel terhambat cuaca buruk maupun kondisi jalan yang rusak.
Dengan adanya depot mini tersebut, kata Adi, diharapkan pasokan LPG akan lebih lancar sehingga kebutuhan masyarakat lebih mudah terpenuhi.
Adi memastikan, pasokan gas mini depot tersebut bukan dari gas methana Berambai Kabupaten Batola tetapi tetap dari Balikpapan yang diangkut kapal tanker.
"Gas depot mini tidak dari Berambai hanya tempat dibangunnya saja kebetulan di Batola," katanya.
Selama ini, kata Adi, LPG tiga kilogram diangkut dengan truk pangangkut LPG sehingga sering terhambat oleh kerusakan jalan dan cuaca buruk.
Saat ini konversi minyak tanah ke gas telah dilaksanakan di tiga kabupaten dan kota di Kalsel yaitu Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.
Dengan dilaksanakannya konversi tersebut, maka PT Pertamina mulai menarik subsidi minyak tanah dari pasaran sehingga kini harga minyak tanah naik signifikan.
Namun begitu pasokan LPG mengalami hambatan seperti yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dampaknya cukup luar biasa bagi masyarakat terutama untuk usaha mikro kecil dan menengah.
Sekretaris Daerah Pemprov Kalsel Mukhlis Gafuri mengharapkan PT Pertamina selalu menjaga stok gas di Kalsel karena kelangkaan bisa memicu kenaikan harga.
Menurut dia, akibat kelangkaan harga LPG dipasaran menjadi naik drastis seperti LPG 12 kilogram dijual dengan harga Rp115 ribu bahkan lebih padahal seharusnya gas dengan harga keekonomian atau nonsubsidi hanya sekitar Rp90 ribu.
"Sebaiknya harus dievaluasi penyaluran BBM bersubsidi bukan hanya premium tetapi juga LPG jangan sampai yang menikmati justru orang-orang mampu," katanya.(B/A)
