Hal tersebut disampaikan Prof. Marsetio saat menjadi pembicara utama pada kuliah umum bertema Geopolitik dan Geomaritim Kawasan Indo Pasifik dan Dampaknya Terhadap Perbatasan NKRI di Universitas Balikpapan.
Baca juga: LLDIKTI XI tekankan pentingnya wawasan geopolitik dan geomaritim
Berdasarkan keterangan tertulis diterima di Banjarmasin, Selasa, Marsetio menegaskan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia mengharuskan bangsa ini memiliki pertahanan laut yang kokoh, mengingat dinamika kawasan Indo-Pasifik yang sangat dinamis dan rawan konflik akibat perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan China.
“Indonesia berbatasan dengan 10 negara tetangga di wilayah maritim, yakni India, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Timor Leste, Australia, Palau, dan Papua Nugini,” ujarnya.
Marsetio mengungkapkan, dari sepuluh perbatasan maritim tersebut, hingga saat ini hanya persoalan batas dengan Singapura yang telah terselesaikan.
Kondisi ini, menurutnya, menyisakan banyak tantangan yang perlu diantisipasi bangsa Indonesia ke depan.
Ia menekankan berbagai konflik dan dinamika kawasan Indo-Pasifik dapat berdampak langsung pada posisi Indonesia, baik berupa ancaman, peluang, maupun kepentingan global yang mempengaruhi kebijakan politik nasional.
Baca juga: LLDIKTI XI, BAN-PT socialize IAPT 4.0 dan Sapto 2.0
“Pemahaman generasi muda terhadap isu geopolitik, khususnya terkait keamanan laut, perbatasan negara, dan kedaulatan maritim, menjadi sangat penting,” kata mantan Kepala Staf TNI AL itu.
Marsetio mengaku senang dapat mengisi kuliah umum di kampus luar Pulau Jawa, termasuk Kalimantan, untuk pemerataan pemahaman geopolitik dan kemaritiman pada kalangan mahasiswa.
“Biasanya banyak akademisi atau pejabat hanya senang mengisi kuliah umum di UI atau kampus besar lainnya. Saya justru ingin mendatangi kampus di daerah,” ucapnya.
Ia berharap mahasiswa dapat memahami pentingnya menjaga keutuhan NKRI dengan kontribusi nyata di bidang masing-masing, seiring cepatnya perubahan peta kekuasaan dan pertarungan kepentingan antarnegara.
Selain itu, Prof Marsetio juga menyinggung rencana pemerintah untuk merevisi sejumlah regulasi pendidikan tinggi agar kampus swasta memiliki ruang lebih luas dalam pengembangan riset dan teknologi.
Baca juga: LLDIKTI XI gandeng BAN-PT tingkatkan mutu pendidikan PTS
