Tanjung (ANTARA) - Kolaborasi bersama Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan dengan pelaku usaha atau swasta secara lintas sektor berhasil menekan angka stunting melalui pendekatan komprehensif.
Wakil Bupati Tabalong Habib Muhammad Taufani Alkaf mengatakan saat ini angka stunting 18,1 persen turun dari sebelumnya mencapai 19,7 persen menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Baca juga: Kalsel kemarin dari stunting hingga peningkatan keterampilan
"Masalah stunting bukan hanya persoalan gizi namun terkait dengan pola asuh, sanitasi lingkungan, akses layanan kesehatan, dan edukasi masyarakat," jelas Taufani di Tabalong, Rabu.
Karena pendekatan komprehensif dan berkelanjutan yang dilakukan Yayasan Amanah Bangun Negeri (YABN) bersama Adaro dja mitra kerja yakni , PT Saptaindra Sejati site ADMO, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, PT Putra Perkasa Abadi (PPA) sangat membantu upaya Pemkab Tabalong menekan kasus stunting.
Penurunan angka stunting di Kabupaten Tabalong berdasarkan e-PPGBM tercatat sejak tahun 2019 sebesar 17,65 persen, tahun 2020 sebesar 11,51 persen, tahun 2021 sebesar 8,88 persen dan tahun 2022 sebesar 7,89 persen, tahun 2023 sebesar 7,46 persen dan saat ini turun 7,49 persen.
Berdasarkan Survey Kesehatan Indonesia (SKI), angka stunting pada tahun 2023 di Kabupaten Tabalong masih berada di angka 18,1 persen.
"Angka ini masih di atas angka target nasional sebesar 14 persen, sehingga masih perlu perhatian kita untuk terus berupaya mencapai target nasional tersebut," ungkap Taufani.
Ia pun mengapresiasi program percepatan penurunan stunting yang diinisiasi YABN dan pelaku usaha lainnja.
"Keberhasilan ini bukti peran aktif swasta dalam memperkuat pembangunan kesehatan masyarakat, khususnya stunting," jelasnya.
Sinergi percepatan stunting terus digiatkan sebagai upaya percepatan dan evaluasi terkait stunting untuk mengetahui sejauh mana capaian dan tantangannya.
Selain itu menginventarisasi kekurangan yang perlu diperbaiki sebagai bahan refleksi, sekaligus rujukan dalam menyusun strategi lanjutan.
Perwakilan PT PPA Arif Ahmad Fauzi, menyampaikan percepatan penurunan stunting menjadi tanggungjawab bersama swasta maupun pemerintah daerah.
"Program percepatan penurunan stunting di Tabalong menyasar di 30 desa dengan target 511 anak balita dan 23 ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)," jelas Arif.
Realisasi program sendiri diterapkan dengan dengan monitoring, wawancara mendalam, FGD atau pertemuan pelaku teknis serta triangulasi data dengan melibatkan bidan desa, perangkat desa dan fasilitator.
Baca juga: Tanah Bumbu wujudkan generasi sehat melalui Bimtek pangan
"Pantauan sasaran balita di Tabalong alami penurunan 3,58 persen dan juga perbaikan status KEK berdasarkan lingkar lengan atas sebesar 50 persen," terangnya.
Riska Fitriani, PIC Program Percepatan Penurunan Stunting dari YABN, menambahkan keberhasilan program tidak lepas dari keterlibatan langsung masyarakat dan kader di lapangan.
"Kami menekankan pentingnya edukasi keluarga secara intensif, serta pemantauan berkala berbasis data untuk memastikan setiap intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan berdampak langsung," ujarnya.
