Tanjung (ANTARA) - Perusahaan Adaro Group (PT Adaro Indonesia, PT Laskar Semesta Alam, PT Semesta Centramas, PT Paramitha Cipta Sarana), AlamTri Group (PT Saptaindra Sejati site ADMO & SERA), Yayasan Amanah Bangun Negeri, PT Bukit Makmur Mandiri Utama dan Rumah Zakat, berkomitmen untuk melakukan percepatan penurunan kasus stunting di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Program yang diinisiasi Adaro Group tersebut meliputi percepatan penurunan stunting dengan intervensi terhadap balita hingga ibu hamil yang menyentuh penanganan faktor resiko permasalahan gizi, hingga faktor keluarga seperti genetik, pola asuh, latar belakang pendidikan keluarga yang rendah, serta pendapatan keluarga.
Corporate Social Responsibility (CSR) Group 2 Head YABN, Citra Hapsari di Paringin, Kamis, mengatakan, upaya penanganan faktor resiko permasalahan melibatkan seluruh stakeholder agar Kabupaten Balangan mencapai target prevalensi stunting sebesar 18,8 persen.
Baca juga: Anak TK Kartini antusias terima makanan bergizi dari YABN di Tabalong
Rencana penanganan sebagai tindak lanjut hasil penapisan faktor resiko permasalahan gizi balita diantaranya edukasi berbasis komunitas melalui kader, posyandu dan kelas parenting dengan media visual dan bahasa lokal guna meningkatkan pengetahuan orangtua balita.
Citra menambahkan beberapa program CSR yang lain dilakukan juga untuk mengatasi faktor resiko permasalahan stunting seperti Program kolaborasi Balangan Sanitasi Layak dan Aman (BASALAMAN) yang dioptimalkan untuk mengatasi masih adanya keluarga sasaran intervensi penanganan stunting yang BAB sembarangan.
Selanjutnya capaian hasil intervensi di 40 desa dengan sasaran 595 balita dari status tinggi badan anak cukup bagus dari 27,7 persen anak stunting pada April 2025 berkurang menjadi 19,7 persen anak stunting pada Mei 2025.
Tidak hanya intervensi ke balita, program ini turut menyasar ke Ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK).
Baca juga: YABN, Adaro distribute school uniforms in HSU's remote

Intervensi ini menghasilkan penurunan status ibu hamil KEK yang cukup bagus dari 76,9 persen pada April 2025 menjadi 23,1 persen pada Mei 2025.
Menurut Maya perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, untuk bisa menekan kasus stunting perlu dukungan orangtua balita agar bisa mengubah pola pikir untuk mau menerapkan program penanganan permasalahan gizi balita.
"Ibu balita harus punya kemauan untuk bisa menerapkan edukasi yang diberikan dalam mengatasi permasalahan gizi pada anaknya," ungkap Maya.
Sebelumnya YABN dan mitra kerja memberikan kontribusi di lokus stunting Kabupaten Balangan diantaranya peningkatan kapasitas pelaku percepatan penurunan stunting, pemetaan sasaran dan pembuatan awal baseline sasaran, advokasi stakeholders lintas sektor, pendampingan dan monitoring intensif ke sasaran, monitoring dan evaluasi konsultan ke pelaku teknis program serta pemberian makanan tambahan.