Tanjung (ANTARA) - Fajriatan Noor (50) prihatin ketika mengetahui masih ada kasus stunting di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang dikenal penghasil migas dan batubara.
Sebagai anggota tim pendamping keluarga penanganan stunting Kecamatan Tanjung, alumni Fakultas Dakwah IAIN Antasari (sekarang Universitas Islam Negeri ) Banjarmasin ini menyaksikan adanya keterbatasan akses ekonomi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan bergizi.
Menurutnya, perlu ada pendampingan yang lebih komprehensif terhadap keluarga berisiko stunting .
Perempuan kelahiran 18 Oktober 1975 ini memulai karirnya sebagai penyuluh agama Islam di Kecamatan Tanjung sejak tahun 2000 dan bergabung di tim penanganan stuting pada tahun 2022.
Baca juga: Pemkab Tabalong raih PENAIS Award 2025
Dalam seminggu Fajriatan harus mengunjungi kelompok binaannya di lima desa, yakni Desa Kitang, Desa Garunggung, Desa Mahe Seberang, Desa Banyu Tajun dan Desa Juai Kecamatan Tanjung untuk melakukan pembinaan, penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya masalah stunting .
"Pendampingan stunting ini selaras dengan Asta Protas Kemenag (layanan agama berdampak)," jelas Fajriatan yang kini berstatus ASN penyuluh agama Islam di KUA Tanjung.
Dengan angka stunting mencapai 7,6 persen di tahun 2024 (peringkat ke-6 Kalsel) dan ini sudah menurun dibanding tahun sebelumnya.
Ia meyakini program Pendampingan Keluarga (Peka) stunting yang dilakukannya menjadi salah satu upaya yang dapat menekan jumlah kasus anak gagal tumbuh kembang di desa binaannya.
Baca juga: Kolaborasi pemerintah dan swasta tekan angka stunting di Tabalong
Intervensi cegah stunting dilakukannya mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan mengantarkannya menjadi penyuluh agama Islam teladan tingkat nasional (peringkat lima) tahun 2025.
"Hasil dari pendampingan ini dapat terlihat dari meningkatnya pemahaman orang tua, khususnya ibu akan pentingnya gizi seimbang pada anak," ungkapnya .
Meski intervensi dan pendampingan telah dilakukan, ia mengakui kesadaran tentang jarak kehamilan ideal serta pola gizi seimbang memang belum optimal.
Kondisi ini tak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang menjalankan tugas dan perannya sebagai penyuluh agama Islam dan tim pendamping keluarga.
Tak hanya apresiasi dari Kementerian Agama, Fajriatan juga mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pemkab Tabalong di ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025.
Predikat penyuluh agama Islam teladan tingkat Kabupaten Tabalong diraih putri pasangan H Hasbullah dan Hj Norsiah pada tahun 2014 dan ASN teladan Kementerian Agama Kabupaten Tabalong 2019 serta ASN terbaik Kemenag Tabalong 2020.
Baca juga: Dua desa di Kabupaten Tabalong bebas stunting
