Banjarmasin (ANTARA) - Menemukan "Lailatul Qadar" (Malam Qadar) atau malam yang penuh berkah dan rahmah serta kemampuan Allah SWT yang menjadi dambaan semua kaum Muslim tak semudah seperti membalik telapak tangan.
"Memang yang namanya mau mencari atau mendapat kebaikan tidak mudah, selalu ada halangan dan rintangan," ujar Guru Haji Muhammad Bachtiar ketika dikonfirmasi , usai Shalat Tasbih di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, dinihari Selasa.
Baca juga: Guru Buchari ingatkan masalah syirik dan amal ibadah
Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau guru agama Islam itu memberi contoh pada malam ganjil ke-25 Ramadhan 1446 Hijriah yaitu dinihari Selasa hujan turun beserta bunyi guntur yang bisa membuat orang malas ke masjid untuk i'tikab dan Shalat Tasbih berjamaah.
"Dari pengalaman atau kebiasaan selama ini, memang menjelang akhir Ramadhan godaannya cukup kuat sehingga bisa membuat seorang Muslim tak dapat menyempurnakan peribadahan bulan puasa," lanjut Guru Bachtiar yang sudah berusia 80 tahun.
Pantauan Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, dinihari Selasa melaporkan, jamaah Shalat Tasbih di Masjid Assa'adah tersebut kurang dari malam-malam ganjil sebelumnya.
Baca juga: "Lailatul Qadar" dambaan kaum Muslim
Suhu udara bertambah dingin dengan guyuran hujan, walau sebentar. Namun mendung masih bergelantungan di atas "Kota Seribu Sungai" Banjarmasin.

Akibat guyuran hujan tersebut beberapa titik jalan kembali tergenang air atau terendam seperti di Jalan Darmawangsa yang merupakan jalan utama Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin.
Sementara malam-malam ganjil Ramadhan 1446 H masih ada yaitu ke-27 (Rabu malam/malam Kamis), ke-29 (Jum'at malam/malam Sabtu).
Baca juga: Kaum Muslim dianjurkan menggembleng nafsu amarah jadi lawwamah hingga mutmainah