Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Satuan Batu Bara PT PLN Persero Harlen mengatakan batu bara Kalimantan Selatan bakal menjadi idola untuk menyuplai kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap terutama untuk wilayah Jawa, Bali, dan Sulawesi.
"Ke depan kebutuhan industri lokal terhadap batu bara akan semakin meningkat terutama pada saat pembangunan PLTU 35 ribu megawatt telah selesai," kata Harlen saat menjadi pembicara seminar yang diselenggarakan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Rabu.
Harlen mengungkapkan, batu bara Kalimantan Selatan merupakan batu bara terbaik untuk bisa menyuplai kebutuhan energi dalam negeri, selain kualitas batu bara yang bisa dimanfaatkan oleh PLTU di mana saja, juga letak tambang yang berada di pinggir sungai sehingga memudahkan arus transportasi.
Kondisi tersebut berbeda dengan batu bara yang ada di Sumatera maupun daerah lainnya yang berada jauh di tengah pulau sehingga sangat sulit dijangkau. Akibatnya, terjadi biaya transportasi yang cukup mahal untuk mendapatkan dan mengangkut emas hitam tersebut.
"Kalau di Kalsel lokasi tambang berada di pinggir sungai dan sungai merupakan satu-satunya alat transportasi yang paling murah sehingga ke depan batu bara Kalsel akan menjadi idola bagi industri nasional," katanya.
Menurut Harlen, harga batu bara saat ini masih mengacu pada harga pasar sebagai komoditas, namun ke depan untuk mendukung pembangunan ketenagalistrikan program 35.000 MW, PLN memerlukan jaminan ketersediaan sumber energi batu bara sampai usia pembangkit dan harga listrik yang terjangkau masyarakat.
Oleh karena itu, tambah dia, harga batu bara untuk kepentingan pembangkit listrik harus diatur oleh negara. Selain itu, pemerintah juga harus mengatur atau melakukan pembatasan produksi batu bara dengan memprioritaskan kebutuhan domestik (DMO) untuk menjamin kebutuhan dalam negeri (PLN).
Menurut data dari Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2016, data base batu bara terdiri atas 1.029 lokasi yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa bagian barat, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi bagian selatan, dan Pulau Papua.
Hasil perhitungan keseluruhan menunjukkan bahwa sumber daya batu bara Indonesia hingga tahun 2016 adalah sebesar 128.062,64 juta ton, sedangkan cadangan batu bara sebesar 28.457,29 juta ton.
Sumber daya dan cadangan batu bara terkonsentrasi di dua pulau, yaitu Sumatera 50 persen dan Kalimantan 49,5 persen, sisanya tersebar di pulau lain.
Sedangkan kualitas batu bara Indonesia terdiri dari kualitas menengah (medium rank) sebesar 64 persen, kualitas rendah (low rank) 27 persen, kualitas tinggi (high rank) tujuh persen, dan sangat tinggi (very high rank) dua persen.
Kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik (PLN dan IPP), tambah Harlen, terus meningkat, lebih dari 50 persen komponen biaya pokok penyediaan tenaga listrik dipengaruhi oleh biaya bahan bakar, sedangkan tarif listrik yang ditetapkan oleh pemerintah diharapkan terjadi penurunan mulai tahun 2017.
Meskipun cadangan batu bara Indonesia tidak cukup besar untuk ukuran dunia, tetapi masih mencukupi untuk dimanfaatkan dalam 70 sampai 100 tahun ke depan.