Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Tapin Yustan Azidin mengatakan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlanjutan industri berbasis bahan lokal, salah satunya anyaman purun yang selama ini masih didominasi oleh perajin berusia di atas 30 tahun.
Baca juga: Sekda Tapin buka orientasi penyusunan RPJMD 2025-2029
"Kalau tidak ada regenerasi, lama-lama bisa hilang, 2025 ini kami akan menggelar pelatihan diversifikasi produk lokal berbahan purun agar lebih menarik bagi anak muda," ujarnya saat dihubungi via telpon di Rantau, Kabupaten Tapin, Sabtu.
Tak hanya terbatas pada produk konvensional seperti tikar dan tas jinjing (bakul), ucap Yustan, anyaman purun akan dikembangkan menjadi aksesori serta dekorasi rumah.

Baca juga: Pemkab Tapin jadikan Tapin Selatan pusat Ekowisata Bekantan
"Dengan inovasi ini diharapkan ayaman purun mampu memperluas pasar sekaligus meningkatkan nilai ekonomi kerajinan tersebut," katanya.
Selain regenerasi perajin purun, Pemkab Tapin juga menjadikan pelatihan pewarnaan alami pada kain sasirangan sebagai prioritas.
Yustan menyebutkan penggunaan pewarna alami dinilai lebih ramah lingkungan sekaligus meningkatkan daya jual kain khas Banjar tersebut.
"Penggunaan pewarna alami tak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan pewarna sintetis," ujar Yustan.
Dia juga mengatakan, dengan regenerasi perajin dan diversifikasi produk, Pemkab Tapin berharap, industri kreatif dan UMKM lokal semakin berkembang tidak hanya bertahan tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Baca juga: Pemkab Tapin siap relokasi bertahap Pasar Keraton Rantau