Banjarmasin (ANTARA) - Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Ibnu Sina membahas masalah tanggap darurat sampah di daerahnya pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2025-2026 sejak di tingkat kecamatan.
Ibnu Sina saat Musrenbang di Kecamatan Banjarmasin Timur, Selasa, menyampaikan, masalah sampah sudah sangat genting karena sanksi penutupan Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPAS) Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI sejak 1 Februari 2025.
Dia pun menekankan pentingnya keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam menyelesaikan masalah sampah yang kini menjadi tantangan besar bagi kota ini.
"Saya ingin menyampaikan pesan penting bahwa setiap kelurahan harus memperhatikan usulan yang berkaitan dengan masalah sampah. Sampah bukan hanya masalah fisik, tapi juga non-fisik. Namun, usulan sampah akan saya arahkan untuk dimasukkan dalam pokok pikiran anggota dewan," ujarnya.
Masalah sampah memang menjadi sorotan utama dalam Musrenbang kali ini. Ibnu Sina mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penutupan TPAS Basirih di Jalan Gubernur Subardjo Banjarmasin Selatan menyebabkan sampah di kota ini tidak dapat dikelola dengan maksimal.
"Jika TPAS masih buka, sampah kita bisa langsung diolah dengan baik. Tapi sekarang, karena TPAS Basirih ditutup, kita hanya bisa mengandalkan TPA Banjarbakula yang menerima hanya 20 persen dari total sampah. Jika 80 persen lainnya tidak dikelola, maka sampah akan terus menumpuk," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, produksi sampah di Kota Banjarmasin mencapai 650 ton perharinya.
Ibnu Sina pun mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh Camat Banjarmasin Timur dan seluruh kelurahan dalam menangani permasalahan sampah saat status tanggap darurat sampah saat ini. Menurutnya, kolaborasi antar pihak terkait sangat diperlukan agar permasalahan sampah ini bisa ditanggulangi.
"Kami sedang berupaya agar setiap kelurahan bisa melakukan pemilahan sampah dengan baik. Harapannya, sampah tidak keluar dari kompleks masing-masing dan dapat dikelola lebih efektif," ujarnya.
Ibnu Sina meminta masyarakat dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah sampah melalui pengurangan dari sumbernya, meskipun tidak semua kelurahan dapat melakukannya secara maksimal saat ini.
"Meskipun masih banyak tantangan, saya ingin ini menjadi prioritas bersama. Kita harus bertanggung jawab atas kondisi ini dan menghadapinya dengan gotong-royong," katanya.
Penanganan sampah yang semakin mendesak ini tentu mendapat perhatian penuh dari pemerintah kota. Melalui Musrenbang, ia berharap dapat melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang lebih optimal demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat bagi warga Banjarmasin.