Yamin di Banjarmasin, Rabu, menyatakan penting menyelesaikan proyek NUFReP atau proyek ketahanan banjir perkotaan nasional secara cepat demi mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda Kota Banjarmasin.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin gaet 17 kampus untuk perlindungan perempuan
"Saya berharap proyek ini segera selesai, karena NUFReP ini akan terus menjadi hutang jika tertunda-tunda," ujarnya.
Yamin telah menyampaikan hal ini pula saat melakukan pertemuan dengan beberapa pemangku kepentingan di Aula Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, agar proyek yang dibantu pendanaan dari Bank Dunia tersebut sesuai komitmen hingga 2026.
Menurut dia, kelancaran proyek sangat bergantung pada penyelesaian pembebasan lahan.
"Jangan lupakan dana pembebasan tanah agar NUFReP ini tidak menjadi alasan proyek, tertunda," kata Yamin.
Yamin menyampaikan pula kepada perwakilan CEO Bank Dunia untuk memastikan kelanjutan kerja sama serta komitmen Pemerintah Kota Banjarmasin dalam pelaksanaan proyek NUFReP.
Baca juga: Banjarmasin tetapkan tiga jalan penanganan awal kabel semrawut
"Kami menyampaikan bagaimana kita berkomitmen untuk terus melaksanakan kelanjutan pembebasan lahan dan kesepakatan lahan, supaya proyek ini berjalan dengan semestinya," jelas Yamin.
Proyek NUFReP diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam upaya pengendalian banjir di Banjarmasin, sekaligus memperkuat ketahanan infrastruktur kota dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Diketahui, program NUFReF untuk perbaikan sungai Veteran dimulai dikerjakan pada 2024 itu dibantu Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Kementerian Pekerjaan Umum RI pada tahap awal sepanjang 900 meter.
Normalisasi sungai Veteran yang dulunya kanal buatan zaman Belanda dan sempat yang pernah mati suri puluhan tahun karena tertutup bangunan warga tersebut juga didukung Bank Dunia dengan target Rp1 triliun.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin tunggu petunjuk pusat soal sekolah gratis