Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berupaya meningkatkan masuknya investasi selain di sektor pertambangan, yakni di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan pada 2025.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel Endri di Banjarbaru, Senin, menyampaikan, provinsi setempat ingin memaksimalkan sektor lain dengan hilirisasi dan industrialisasi.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin Kalsel tutup lubang jalan bekas banjir
"Kita ingin selain sektor pertambangan, ada juga dukungan dari sektor-sektor lain terutama di bidang hilirisasi dan industrialisasi karena kita lihat bahwa potensi di dua sektor itu sangat besar, misalnya di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan," katanya.
Menurut dia, selama ini hanya berorientasi kepada lokal, belum berorientasi pada luar daerah maupun provinsi, apalagi berorientasi pada ekspor.
"Tentunya kita lihat ini banyak komoditas-komoditas yang memang sangat bisa dikembangkan yang nantinya bisa dijadikan sebagai industrialisasi produk olahan seperti di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan," ucapnya
Dia memberikan contoh salah satunya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan potensi yang bagus namun belum dikembangkan maksimal seperti kayu manis yang sebenarnya memiliki prospek yang sangat bagus, permintaan akan ekspor sangat tinggi tetapi masih belum dikelola dengan baik karena masih bergantung kepada alam atau tradisional.
Baca juga: Pemprov Kalsel kumpulkan ahli gizi edukasi anak soal pola makan seimbang
"Seandainya ini bisa dikembangkan yang sifatnya olahan dari kayu manis kemudian diolah jadi bubuk sehingga nilai ekonomisnya bisa tinggi dan permintaan ekspor sangat banyak. Itu dampaknya sangat besar nanti. Hal-hal itu yang memang kita ingin kembangkan ke depan," ujarnya.
Sektor pertanian, ungkap dia, seperti ubi nagara yang saat ini masih orientasi lokal yang dijual di pasaran, padahal sebenarnya untuk produk setengah jadinya itu banyak diminati dari luar karena bisa diolah menjadi tepung.
"Nah kita harapkan bisa terjadi hilirisasi dan industrialisasi di situ," ujarnya.
Menurut dia, sektor-sektor lain yang memiliki potensi besar tersebut paling tidak ada komoditas yang bisa diolah, minimal setengah jadi.
Karena hal tersebut, lanjut dia, sangat dibutuhkan bersama, selain sifatnya industri olahan dan yang paling penting ketersediaan bahan baku yang selalu berkesinambungan.
"Ini nanti mungkin selanjutnya, dengan pola tanam yang bagus bagaimana dan lahan seperti apa, karena di bidang hilirisasi ini salah satu dampak positifnya adalah bisa menjadi sentra dan bisa membuka lapangan pekerjaan, karena sifatnya padat karya sehingga bisa menekan atau mengurangi angka pengangguran. Kita lihat investasi ini dampak yang sangat luar biasa sekali di segala sektor," ujarnya.
Selama ini, sektor investasi yang tinggi di Kalsel adalah pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.
Menurut Endri, realisasi investasi masuk di provinsi Kalsel pada 2024 mencapai Rp18,13 triliun.
Adapun untuk sektor investasi yang tertinggi pada pertambangan yang mencapai Rp10 triliun, selanjutnya sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sekitar Rp2,4 triliun dan Sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1,2 triliun.
Baca juga: Gubernur Kalsel surati BNPB gelar OMC cegah banjir saat HPN 2025