Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Ibnu Sina menyampaikan rasa bangga karena kotanya yang keterbatasan memiliki sumberdaya alam masih menjadi idola investor dalam berinvestasi.
Menurut dia di Banjarmasin, Selasa, berdasarkan data realisasi investasi yang dipaparkan Pemprov Kalsel hingga triwulan ke-3 tahun 2024, Banjarmasin jadi daerah tertinggi ketiga kabupaten/kota di provinsi ini.
Di mana realisasi investasi di Provinsi Kalsel sejauh ini totalnya Rp18,13 triliun, baik dari Penamaan Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun dari Penamaan Modal Asing (PMA). Tertinggi dari 13 kabupaten/kota di provinsi ini, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin.
Namun, ungkap Ibnu Sina, jika dilihat dari data yang bersumber dari Kementerian Investasi/Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan daftar Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Kalsel tersebut, dari 8.255 proyek PMDN, di Kota Banjarmasin terbanyak se-Kalsel.
Menurut dia, Kota Banjarmasin menjadi kabupaten/kota dengan proyek terbanyak, yaitu 2.056 proyek, kemudian Kabupaten Banjar dengan 1.320 proyek dan Kota Banjarbaru dengan 1.096 proyek.
Dengan data tersebut, ucap Ibnu Sina, menunjukkan Kota Banjarmasin tetap menjadi pilihan investor dalam berinvestasi yang aman.
"Alhamdulillah, ini menggambarkan bahwa Banjarmasin masih menjadi kota yang ramah akan investasi, sehingga para investor suka menanamkan modalnya di sini dengan segmentasi yang sesuai dengan bidang-bidang yang dibutuhkan," ujarnya.
"Sekali lagi ini paling tidak menunjukkan bahwa Banjarmasin masih jadi tempat yang nyaman, aman dan menjanjikan bagi investor tuk berinvestasi," kata Ibnu Sina.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel, Endri menyampaikan realisasi investasi di provinsi setempat sejak Januari hingga September 2024 dengan total Rp18,13 triliun.
Dengan rincian untuk investasi dari Penamaan Modal Dalam Negeri (PMDN) sekitar Rp12,1 triliun, sedangkan investasi dari Penamaan Modal Asing (PMA) sekitar Rp5,9 triliun.
Tiga daerah tertinggi masuknya investasi tersebut, yakni, di Kabupaten Kotabaru mencapai Rp4,6 triliun, Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp3,7 triliun dan Kota Banjarmasin sebesar Rp3,1 triliun.
Adapun untuk sektor investasi yang tertinggi pada pertambangan yang mencapai Rp10 triliun, selanjutnya sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sekitar Rp2,4 triliun dan Sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1,2 triliun.
"Untuk investasi dari luar negeri tertinggi berasal Hongkong, kemudian Singapura dan Inggris," ujar Endri.
Menurut Endri yang juga menjadi PJ Bupati Hulu Sungai Selatan tersebut, untuk realisasi investasi hingga ini, Provinsi Kalimantan Selatan berada di peringkat 17 secara nasional.