Paringin (ANTARA) - Zulfa Fauziah merupakan salah satu salah satu penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) PT Adaro Indonesia pada 2017 yang saat ini bekerja di PT Sinar Perempuan Indonesia.
Perempuan berusia 24 tahun asal Balangan, Kalimantan Selatan tersebut mendedikasikan diri pada perusahaan yang didukung penuh Lembaga Bisnis IPB dan beberapa dosen peneliti gender tingkat nasional.
Baca juga: Dari BUD ke ASN, Leni Jadi Analis Sumber Daya Air
Awalnya, Zulfa mendapatkan BUD PT Adaro Indonesia untuk mengenyam pendidikan di manajemen IPB University berkat program BUD PT Adaro Indonesia.
Sejak kuliah, Zulfa memang telah aktif mengampanyekan gerakan pemberdayaan perempuan.
Hasrat Zulfa mengembangkan peranan perempuan tersalurkan saat bekerja di perusahaan yang dipenuhi para peneliti tersebut.
"Ada sekitar 10.000 perempuan yang kami berdayakan berkolaborasi dengan 187 psikolog dan 120 konselor untuk mengembangkan skill dan kesehatan mental perempuan pada 15 Kota besar di Indonesia," ungkap Zulfa Fauziah.
Bagi lulusan manajemen IPB University menjadi pilar penting inisiatif sosial yang didukung program investasi berbasis riset pada bidang gender yang berkelanjutan dari Asian Development Bank (ADB).
Melalui program ADB, ia memimpin proyek yang mengembangkan socio-technopreneur untuk pemberdayaan perempuan dengan dukungan investasi dari ADB.
Baca juga: BUD Adaro program beasiswa masuki tahun ke-14
“Kami sudah mengeluarkan aplikasi (Female in Action) yang memungkinkan perempuan melaporkan kekerasan dan pelecehan yang mereka alami, langsung terhubung dengan psikolog,” ujarnya.
Aplikasi Female in Action ini tidak hanya menjadi alat pelaporan, tetapi juga sarana bagi perempuan untuk mendapatkan dukungan kesehatan mental.
Dengan inovasi ini, Zulfa bersama tim membantu sekitar 350 kasus per tahun terkait kekerasan dan pelecehan terutama dari kalangan perempuan yang bekerja maupun ibu rumah tangga di Pulau Jawa.
“Kami ingin perempuan tidak hanya merasa aman, tetapi juga berdaya dan memiliki keterampilan yang baik,” tutur Zulfa.
Zulfa fokus mengembangkan diri yang menjadi bagian integral dari visi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, inklusif dan mendukung bagi perempuan.
Baca juga: Sitria Maulida Raih Predikat Terbaik Penerima BUD Adaro
Catat Prestasi
Melalui esai dan beberapa karya tulis ilmiah, ia mengangkat permasalahan partisipasi perempuan di Indonesia yang minim mengakibatkan kaum hawa lebih banyak terdampar pada sektor informal dan kurang mendapat perlindungan hukum.
Kampanye tersebut mengantarkan Zulfa menyabet juara II pada ajang IPB National Essay Competition 2018, kemudian diimplementasikan saat konferensi internasional di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Zulfa tidak hanya fokus pada aspek teknis dari pekerjaan, tetapi juga menyadari penting berkolaborasi.
Dia pun aktif berhubungan dengan berbagai perusahaan dan lembaga untuk meningkatkan kesadaran terhadap berbagai isu perempuan.
“Kami ingin mendorong perusahaan untuk lebih terlibat dalam program CSR yang mendukung pemberdayaan perempuan,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa penerima BUD Adaro Siap Berkontribusi Bangun Banua
Zulfa berpikir kerja sama dengan pihak korporat menciptakan peluang bagi perempuan untuk mendapatkan pelatihan dan akses ke peluang kerja.
Selain itu, Zulfa terlibat penyusunan kurikulum pemberdayaan perempuan yang digunakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
Melalui kolaborasi ini, Zulfa berharap dapat meningkatkan partisipasi perempuan pada berbagai sektor, termasuk bisnis, kebijakan dan teknologi.
Melihat ke depan, Zulfa berharap bisa membawa inisiatif pemberdayaan perempuan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), seperti Kalimantan Selatan.
“Saya ingin memperluas jangkauan kami, agar perempuan di daerah juga mendapatkan akses ke pemberdayaan,” ucap Zulfa.
Kini, Zulfa menjadi contoh nyata dari pemimpin perempuan muda yang tidak hanya berpikir tentang kesuksesan pribadi, namun juga aksi yang memberi dampak positif bagi orang lain.
Ia mengingatkan di balik setiap pencapaian, ada perjalanan dan dukungan dari orang terdekat.
Baca juga: Pemkab HSU Kalsel dan Adaro kuliahkan anak daerah di IPB
Keberhasilan memimpin proyek dan bisnis mewakili alumni IPB pada bidang usaha berkelanjutan pun mampu memenangkan penghargaan Best Performance Startup se-Asia Tenggara dari ADB 2023.
Hal itu sebagai bukti bahwa dedikasi dan kerja keras, keberhasilan tidak hanya bisa dicapai untuk diri sendiri, tetap bermanfaat bagi komunitas yang lebih luas.
Selain itu, Zulfa bertekad lebih berkontribusi pada misi yang lebih besar, yaitu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.
Tentunya, melalui pendekatan berbasis riset dan teknologi, ia laksana "pendekar" bagi kaum perempuan yang siap membantu mengatasi masalah sosial yang telah lama ada.
“Kita tidak hanya ingin membantu, tetapi juga ingin memberdayakan, sehingga perempuan bisa menjadi agen perubahan di komunitas mereka,” tuturnya.
Setiap langkah kecil menuju pemberdayaan perempuan bisa berujung pada perubahan besar.
Dengan tekad dan komitmen, Zulfa menunjukkan generasi muda memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.
Pada perjalanan hidupnya, Zulfa berusaha menyalakan semangat bagi perempuan lain untuk mengikuti jejaknya dan menjadikan pengalaman merantau sebagai batu loncatan untuk masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Advertorial - Berbekal Wasiat Ibu, Umar Lulus BUD Adaro
Jejak "pendekar" perempuan Zulfa Fauziah dari Balangan
Jumat, 26 Juli 2024 20:35 WIB