Catat Prestasi
Melalui esai dan beberapa karya tulis ilmiah, ia mengangkat permasalahan partisipasi perempuan di Indonesia yang minim mengakibatkan kaum hawa lebih banyak terdampar pada sektor informal dan kurang mendapat perlindungan hukum.
Kampanye tersebut mengantarkan Zulfa menyabet juara II pada ajang IPB National Essay Competition 2018, kemudian diimplementasikan saat konferensi internasional di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Zulfa tidak hanya fokus pada aspek teknis dari pekerjaan, tetapi juga menyadari penting berkolaborasi.
Dia pun aktif berhubungan dengan berbagai perusahaan dan lembaga untuk meningkatkan kesadaran terhadap berbagai isu perempuan.
“Kami ingin mendorong perusahaan untuk lebih terlibat dalam program CSR yang mendukung pemberdayaan perempuan,” katanya.
Baca juga: Mahasiswa penerima BUD Adaro Siap Berkontribusi Bangun Banua
Zulfa berpikir kerja sama dengan pihak korporat menciptakan peluang bagi perempuan untuk mendapatkan pelatihan dan akses ke peluang kerja.
Selain itu, Zulfa terlibat penyusunan kurikulum pemberdayaan perempuan yang digunakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan.
Melalui kolaborasi ini, Zulfa berharap dapat meningkatkan partisipasi perempuan pada berbagai sektor, termasuk bisnis, kebijakan dan teknologi.
Melihat ke depan, Zulfa berharap bisa membawa inisiatif pemberdayaan perempuan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), seperti Kalimantan Selatan.
“Saya ingin memperluas jangkauan kami, agar perempuan di daerah juga mendapatkan akses ke pemberdayaan,” ucap Zulfa.
Kini, Zulfa menjadi contoh nyata dari pemimpin perempuan muda yang tidak hanya berpikir tentang kesuksesan pribadi, namun juga aksi yang memberi dampak positif bagi orang lain.
Ia mengingatkan di balik setiap pencapaian, ada perjalanan dan dukungan dari orang terdekat.
Baca juga: Pemkab HSU Kalsel dan Adaro kuliahkan anak daerah di IPB
Keberhasilan memimpin proyek dan bisnis mewakili alumni IPB pada bidang usaha berkelanjutan pun mampu memenangkan penghargaan Best Performance Startup se-Asia Tenggara dari ADB 2023.
Hal itu sebagai bukti bahwa dedikasi dan kerja keras, keberhasilan tidak hanya bisa dicapai untuk diri sendiri, tetap bermanfaat bagi komunitas yang lebih luas.
Selain itu, Zulfa bertekad lebih berkontribusi pada misi yang lebih besar, yaitu menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.
Tentunya, melalui pendekatan berbasis riset dan teknologi, ia laksana "pendekar" bagi kaum perempuan yang siap membantu mengatasi masalah sosial yang telah lama ada.
“Kita tidak hanya ingin membantu, tetapi juga ingin memberdayakan, sehingga perempuan bisa menjadi agen perubahan di komunitas mereka,” tuturnya.
Setiap langkah kecil menuju pemberdayaan perempuan bisa berujung pada perubahan besar.
Dengan tekad dan komitmen, Zulfa menunjukkan generasi muda memiliki kekuatan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.
Pada perjalanan hidupnya, Zulfa berusaha menyalakan semangat bagi perempuan lain untuk mengikuti jejaknya dan menjadikan pengalaman merantau sebagai batu loncatan untuk masa depan yang lebih cerah.
Baca juga: Advertorial - Berbekal Wasiat Ibu, Umar Lulus BUD Adaro