Dari ratusan mahasiswa yang meraih program beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) dari PT Adaro Energy Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ada cerita menyentuh dari si kembar M Andra Firmansyah Faris dan M Andri Firmansyah Faris.
Keduanya berbagai cerita itu pada acara Celebrating The Graduation Of IBFL Batch 2 & Welcome Of IBFL Batch 4 di Gedung Lecture Theater- Fakultas Ekonomi ULM Banjarmasin, Selasa.
Keduanya sudah berhasil menjadi sarjana ULM Banjarmasin sebagai peraih beasiswa IBFL Adaro batch 2 sejak 2019.
Meskipun kembar, tapi mereka tidak satu program studi saat menempuh pendidikan S1 di ULM Banjarmasin, yakni, Andra sarjana di Prodi Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), sedangkan Andri di Prodi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Andra dan Andri berbagai cerita menyentuh sebelum meraih gelar sarjana ULM dan sebelum meraih program beasiswa IBFL dari Adaro tersebut, hingga membuat hadirin pada acara tersebut terharu.
"Kami merupakan korban perpisahan orang tua (perceraian)," ujarnya mengawali cerita.
Tidak hanya bercerai, kedua orang tua mereka juga meninggalkan mereka yang masih duduk di bangku SMP saat itu.
Karenanya, perjalanan hidup keduanya bak drama, penuh penderitaan, tidak hanya kehilangan kehangatan kasih sayang keluarga dan kedua orang tua, namun juga kemiskinan menghampiri.
Untuk bertahan hidup, Andra mengaku dengan adiknya dipaksa mandiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk agar tidak putus sekolah.
"Banyak sekali penderitaan yang kami alami, bahkan kami sudah terbiasa waktu itu makan cuma dengan nasi tanpa lauk, hingga kami harus bekerja serabutan untuk bertahan," ujarnya.
Dengan tekad yang kuat untuk terus mengejar mimpi, Andra dengan adiknya mengaku tetap berupaya untuk melanjutkan pendidikan hingga lulus SMP dan melanjutkan ke tingkat SMA.
"Perjuangan kami dengan lika-liku penderitaan kehidupan yang seakan menghimpit ini, akhirnya bisa tercapai, berhasil lulus SMA," ujarnya.
Babak baru pun dimulai saat mereka berhasil meraih cita-cita bisa masuk kampus kesayangan, yakni, ULM Banjarmasin melalui beasiswa Bidikmisi.
"Saat 2 bulan perkuliahan berjalan, saya dengan adik dihubungi seseorang bahwa terjaring untuk mendapatkan program beasiswa IBFL Adaro ini," ujarnya.
Dengan rasa optimis yang tinggi, mereka pun memilih program beasiswa IBFL Adaro tersebut, di mana dalam perjalanannya, semua janji pada beasiswa itu terpenuhi.
"Dengan beasiswa IBFL Adaro ini, kami merasa seakan tuhan menyentuh kami, kami diberi kenikmatan yang tidak pernah kami rasakan, kebahagiaan bisa menempuh pendidikan yang terjamin, setelah kami menjalani cobaan hidup yang sangat berat," ujar Andra.
"Jadi kami sangat berterima kepada beasiswa IBFL Adaro, dengan ini kehidupan kami lebih baik, kami pun lebih optimis untuk menghadapi tantangan selanjutnya demi sukses di masa akan datang," ujarnya.
Dan saat ini mereka berhasil menorehkan prestasi telah menjadi sarjana, dimana Andri meraih IPK 3,71 dan Andra 3,57.
Cerita si kembar ini merupakan sekelumit cerita lainnya bagi ratusan peraihan program beasiswa IBFL Adaro tersebut, karena rata-rata dari anak keluarga tidak mampu dengan segala permasalahannya.
Namun dengan bantuan beasiswa ini, kesempatan mereka meraih cita-cita menjadi sangat terbuka, sesuai program beasiswa ini yang bermakna untuk pemimpin masa depan yang cemerlang.