Rantau (ANTARA) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Sofyan menaksir sudah ada ribuan batang pohon Cabai Rawit Hiyung siap panen terbakar, saat ini api masih belum bisa dikuasai.
"Ada sekitar dua ribu lebih, kemungkinan lebih, sementara masih kita data," ujarnya di Desa Hiyung, Tapin, Jum'at.
Baca juga: BPBD : Petani di Tapin tewas akibat tak pakai APD padamkan Karhutla
BPBD bersama barisan pemadam kebakaran (BPK) serta petani saat ini masih berjibaku memadamkan api.
"Api menyala mulai sekitar pukul 14:00 Wita tadi," ujarnya.
Warga Desa Hiyung RT 04, Ardiansyah (60) beserta keluarga saat berupaya memadamkan api yang membakar Cabai Rawit Hiyung dengan semprotan rumput mengaku pasrah dengan kerugian yang diderita.
"Ada 4.000 batang pohon yang terbakar," ujarnya sambil memadamkan api.
Aku Ardiansyah, akibat api yang membakar 4.000 pohon Cabai Rawit Hiyung siap panen ini, kerugian yang diderita tak kurang dari Rp100 juta.
"Kita harapkan setelah bencana ini ada bantuan dari pemerintah," ucapnya pelan kepada ANTARA.
Pantauan ANTARA, api terlihat membumbung tinggi di beberapa titik, BPBD beserta masyarakat terlihat kewalahan berupaya memadamkan api.
Mereka tak bisa menjangkau semua titik api yang menyebar luas di wilayah Desa Hiyung. Pihak berwenang sampai saat ini, belum bisa menaksir jumlah tanaman Rawit Hiyung yang terbakar.
Saat ini api masih berkobar dan meluas membakar semak belukar dan lahan Cabai Rawit Hiyung. Selain air yang minim, keadaan diperparah oleh hembusan angin yang terbilang kencang.
Baca juga: Sentral Cabai Rawit Hiyung di Tapin nyaris dilalap api
Sekedar info, Cabai Rawit Hiyung ini adalah varietas tanaman lokal khas Desa Hiyung, Kabupaten Tapin yang tumbuh di lahan rawa lebak.
Cabai ini sudah diakui memiliki keistimewaan, karena merupakan cabai terpedas di Indonesia. Kepedasannya 17 kali lipat dibandingkan cabai biasa.