Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Bank Kalsel berencana mencetak sedikitnya 1.000 pengusaha mikro baru yang akan ikut menopang perekonomian Kalimantan Selatan melalui pengembangan produk andalannya, .
"Melalui Kredit Banua Mikro yang di luncurkan, kami ingin tercetak sedikitnya 1000 pengusaha mikro baru di masyarakat," kata Direktur Utama Bank Kalsel H Irfan saat konfrensi pers di Banjarmasin, Senin (30/5).
Untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan penyaluran kredit ke sektor usaha mikro (UKM) dan program pemerintah kota Banjarmasin melahirkan 2.500 pengusaha kec il mikro.
Periode 2016, Bank Kalsel melakukan pengembangan produk kredit BPD Peduli menjadi tiga jenis kredit yang didasarkan pada sasaran kelompok UKM yang ada di masyarakat yaitu Kredit Banua Mikro (KBM), Kredit Banua Ritel (KBR) dan Kredit Banua Peduli (KBP).
KBM diperuntukan bagi sektor UKM dengan plafond sampai dengan 25 juta dengan suku bunga efektif dan rendah sebesar 9,90 persen pertahun. Sedangkan KBR diperuntukan bagi sektor usaha kecil atau ritel dengan plafond sampai dengan 100 juta dengan bunga yang juga relatif rendah 12,50 persen efektif per tahun.
Sementara Kredit BPD Peduli di peruntukan bagi sektor usaha kecil dan menengah dengan plafond 100 - 500 juta rupiah dengan tingkat suku bunga cukup bersaing yaitu 13,50 persen efektif per tahun.
Suku bunga KBM yang diberikan adalah single digit 9,90 persen relatif cukup murah dibanding sebelumnya sebesar 16,24 persen.
Sejalan dengan imbauan pemerintah dan OJK untuk menurunkan suku bunga menjadi single digit sampai dengan akhir tahun 2016, sehingga pelaku usaha tidak terbebani dengan pembayaran bunga tinggi.
"Khusus untuk KBM, Bank Kalsel mengalokasikan dana tahap awal 20 milyar rupiah, dan diharapkan melalui tiga produk pengembangan ini akan memperkuat posisi Bank Kalsel sebagai bank daerah untuk menyalurkan kredit UMK di wilayahnya sendiri," kata Direktur Utama Bank Kalsel H Irfan.
Melalui alokasi 20 milyar diharapkan dapat tersalurkan kepada 1000 lebih pengusaha UKM pemula untuk mengembangkan usahanya menjadi kuat.
Penurunan tingkat suku bunga diakui Pemimpin Kelompok Bisnis Mikro Bank Kalsel Rudi Syarinsyah tidak mendatangkan kerugian bagi perusahaan tetapi bersifat mengambil keuntungan sedikit dari produk yang di luncurkan dan lebih kepada pembinaan pelaku UMKM di Kalimantan Selatan.
"Kami hanya mengambil keuntungan sedikit dari produk KBM, namun meningkatkan lebih banyak kesempatan bagi UMKM berkembang," kata Rudi Syafrinsyah.
Disamping masih banyaknya pengusaha kecil yang belum mengenal perbankan menjadi pekerjaan rumah bagi Bank Kalsel untuk membina mereka memiliki usaha yang bankable dan berkembang.
Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan dapat mendongkrak share UMKM Bank Kalsel dan lebih menjangkau pengusaha mikro kecil yang menilai bunga perbankan umum agak tinggi dengan persyaratan yang tidah mudah.
Sementara untuk kredit BPD Peduli, Bank Kalsel memberikan kemudahan bagi calon nasabahnya terutama terkait ijin usaha, dimana untuk plafond tertentu cukup ijin usaha dari kelurahan setempat dan informasi terkait debitur seperti KTP atau surat nikah.
Selain memasarkan produk sendiri, Bank Kalsel juga telah mendapatkan rekomendasi penyaluran KUR dari OJK untuk tahun 2016 ini dan tinggal menunggu persetujuan Kementrian Keuangan.
Penyaluran kredit UMKM triwulan 1 tahun 2016 mencapai 7,28 milyar rupiah atau meningkat 4,53 persen di banding 2015.
Atas prestasi yang telah di capai dalam penyaluran kredit untuk UMKM tersebut, Bank Kalsel direncanakan akan menerima Award dari Bank Indonesia pada Rabu (25/5) malam di Jakarta.