Banjarmasin (ANTARA) - Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dinyatakan mengalami penurunan produksi buah kelapa hingga 631 ton dari tahun sebelumnya.
Kasi Perbenihan, Perluasan dan Peremajaan Tanaman Perkebunan Pemprov Kalsel, Agustinus Adie di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, produksi pertanian kelapa khususnya jenis lokal, yakni, kelapa dalam pada tahun lalu sebanyak 23.448 ton.
Namun, kata dia, terdata di instansinya di Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel pada tahun ini sebanyak produksi pertanian kelapa dalam sebanyak 22.817 ton, artinya menyusut 361 ton.
Terjadinya penyusutan ini, kata Agustinus, disebabkan beberapa faktor, utamanya faktor lahan pertanian atau tanaman kelapa di daerah ini yang juga terus berkurang setiap tahunnya.
Sebagaimana pada tahun 2021 dari pendataan pihaknya lahan pertanian kelapa di Provinsi Kalimantan Selatan tinggal seluas 37.862 hektare.
Padahal tahun sebelumnya, kata Agustinus, luas lahan pertanian kelapa di provinsi ini 38. 234 hektare.
"Artinya dalam setahun lalu lahan pertanian kelapa di daerah kita ini berkurang 371 hektare, tahun ini belum kita hitung berapa lagi," tuturnya.
Selain masalah penyusutan lahan, kata Agustinus, yang menjadi faktor penurunan produksi pertanian kelapa karena banyak pohon kelapa yang sudah sangat tua harus diremajakan.
Menurut dia, upaya untuk remajaan pertanian kelapa sawit di daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah lama dilakukan namun perjalanannya memang belum maksimal terwujud.
Padahal, ucap Agustinus, terkait sektor pertanian kelapa di Provinsi Kalimantan Selatan sudah memiliki Peraturan Menteri Pertanian untuk penetapan wilayah pengembangannya, yakni, ke daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan kabupaten Barito Kuala.
"Potensinya di dua kabupaten itu mencapai 2 juta bibit kelapa untuk ditanam," ujarnya.
Namun ini lagi-lagi, ucapnya, terkendali masalah anggaran untuk penyediaan bibit kelapa lokal tersebut.
"Karena tidak ada kepastian dari kita pemerintah mengambil bibitnya dari masyarakat," ujarnya.
Kenapa diutamakan pengembangan pertanian kelapa dalam, karena jenis kelapa ini mudah ditanam dan dirawat.
"Kalau jenis kelapa unggul atau lainnya dari luar, tentunya harus ada perawatan khusus," paparnya.
Menurut dia, upaya membangkitkan pertanian kelapa ini terus dilakukan pemerintah provinsi sesuai instruksi gubernur, sebab kebutuhan kelapa sangat tinggi di provinsi ini.
"Karena banyak makanan khas daerah ini yang membuat santan kelapa, seperti pengolahan dodol khas Hulu Sungai Selatan atau makanan nasi kuning khas Banjar," paparnya.