Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua komisi II DPRD Kota Banjarmasin Andy Effendi menyatakan, pihaknya akan meminta keterangan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat terkait distribusi air keruh.
"Karena ramai keluhan masyarakat saat ini terkait keruhnya distribusi air dari PDAM, akan kita minta keterangan dari mereka (PDAM)," ujarnya, di gedung dewan, Kamis.
Politisi PKB itu mengatakan, tidak akan memanggil pihak PDAM ke gedung dewan, namun akan mendatangi kekantor PDAM, sekalian ingin melihat proses pengolahannya hingga terjadi kekeruhan demikian.
"Rencananya hari Senin (15/1) kita mau kunjungan ke PDAM, nanti kita koordinasikan dulu dengan para anggota, bisa juga lebih cepat," tuturnya.
Menurut dia, DPRD sangat memperhatikan adanya keluhan terhadap pelayanan perusahaan air minum milik Pemkot tersebut sejauh ini, di mana hampir menyeluruh masyarakat menyampaikan keluhan dengan menurunnya kualitas air yang mereka dapatkan dari PDAM, utamanya saat ini keruh.
Pihaknya, ungkap Andy, memang sudah membaca disejumlah media tentang keterangan dari pihak PDAM yang menyatakan kekeruhan air akibat kualitas air baku yang diambil dari sungai Martapura sedang mengandung asam tinggi.
"Mungkin kenyataannya demikian, tapi kita mau melihat langsung nanti proses kebenarannya, sehingga kita bisa pula menjelaskan kemasyarakat," paparnya.
Sebagai wakil rakyat, beber dia, pihaknya harus bisa memastikan betul bahwa pelayanan perusahaan daerah ini benar-benar menjalankan fungsinya, dan bisa terlibat dalam memecahkan masalah semacam ini agar tidak lagi terjadi dikemudian harinya.
"Ayo kita bicarakan bagaimana mengatasi krisis air bersih ini bersama, pasti ada solusinya nanti agar tidak terjadi lagi," bebernya.
Menurut Andy, DPRD akan siap mendukung segala program pemerintah, baik segi penganggaran dan perundang-undangan, dalam kesejahteraan masyarakat terhadap kesediaan air bersih ini.
Sementara itu, ditempat terpisah, pihak PDAM yang diwakili Direktur Umumnya Faridah Ariani menyatakan, terjadinya penurunan kualitas produksi PDAM dikarenakan kualitas air baku yang di sungai Martapura mengalami keasamanan sangat.
"Kita harus menggunakan banyak kimia untuk mengolahnya menjadi air yang bersih, sebab PH air sungai Martapura saat ini di bawah 5," tuturnya.
Padahal, kata dia, standarnya PH air sungai yang mudah diolah PDAM itu berada di posisi 8.
"Masalah lainnya, kondisi dalam pipa distribusi juga lagi kotor hingga terbawa, maklum saat musim kemarau lalu sering stop operasi, kita usahakan bulan akan datang sudah normal kembali," ucapnya.