Barabai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) bekerjasama dengan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengadakan kegiatan penulisan dan penerjemahan cerita berbahasa daerah yaitu bahasa Banjar yang dilaksanakan di Auditorium Kantor Bupati HST.
Plt Sekda HST Muhammad Yani menyampaikan, kegiatan dilaksanakan sejak tanggal 28 hingga 30 Maret 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari komunitas menulis dan guru yang ada di Kabupaten HST.
Ia menerangkan, menulis cerita berbahasa daerah dengan sasaran pembaca anak-anak memerlukan imajinasi dan kreativitas yang tinggi, karena cerita yang ditulis harus menggunakan kalimat yang sederhana, mudah dipahami dan tidak ambigu, serta memberikan pesan moral yang mudah ditangkap oleh anak.
"Menulis cerita berbahasa daerah memiliki tantangan yang lebih besar karena kosa kata dalam bahasa daerah tidak seluas kosa kata dalam bahasa Indonesia sehingga pemilihan kata dalam penuangan cerita memerlukan perhatian yang tinggi," katanya.
Kegiatan tersebut menurut Yani juga bertujuan melestarikan budaya dan cerita daerah yang dikemas dalam bentuk cerita anak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Ia mengajak para penulis untuk terus berkarya dan melestarikan cerita serta budaya Hulu Sungai Tengah melalui berbagai media sastra untuk meningkatkan dan mengembangkan minat baca.
Sedangkan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Plt Kasubbag Tata Usaha, Mangara Siagian memaparkan beberapa program balai dan hasil kegiatan, serta pentingnya cerita anak untuk generasi muda.
Ia menambahkan, kegiatan itu bertujuan untuk menyediakan produk bacaan cerita berbahasa daerah yang berkualitas, menyediakan variasi bacaan anak untuk mendukung program muatan lokal di sekolah-sekolah, melestarikan budaya dan bahasa banjar khususnya di wilayah HST.
Nara sumber pada kegiatan itu adalah Ilustrator buku, komik, dan cerita anak yaitu Gusti Muhammad Setya Aryandi Iman, Sastrawan HST Muhammad Fuad Rahman dan Wakil Ketua Dewan Kesenian Kabupaten HST Masruswian.
Cerita dari 30 peserta ini nantinya akan dibukukan dalam dua bahasa, yaitu bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia dan akan di terjemahkan lagi nantinya kedalam bahasa Inggris yang akan disebarkan ke seluruh Provinsi se-Indonesia.