Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sekretaris Komisi II bidang ekonomi dan keungan DPRD Kalimantan Selatan Iskandar Zulkarnain mengatakan, Balai Benih Binuang Kabupaten Tapin tampaknya siap menghadapi musim tanam tahun 2016 di provinsi tersebut.
"Kesiapan itu mereka kemukakan ketika kami dari Komisi II DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) meninjau Balai Benih Binuang (85 kilometer utara Banjarmasin) tersebut beberapa hari lalu," tuturnya, di Banjarmasin, Kamis.
Dari pihak Balai Benih Binuang menyatakan, kutip politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, mereka siap menyediakan benih padi terutama varietas unggul untuk keperluan musim tanam (MT) 2016.
"Memang seiring musim kemarau panjang, produksi benih pada Balai Benih Binuang tahun ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun lalu. Tapi tetap siap menyuplai kebutuhan petani di Kalsel untuk MT 2016," katanya.
Namun wakil rakyat yang bergelar sarjana ekonomi atau kelahiran 1 Oktober 1965 itu mengungkap tingkat produksi serta ketersediaan benih pada Balai Benih Binuang tersebut.
"Tapi kita tetap berharap ketersediaan benih padi tak masalah pada MT 2016, karena selain Balai Benih Binuang, juga ada balai benih dan penangkar lain," demikian Iskandar.
Sebelumnya Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muharram menerangkan, tujuan meninjau Balai Benih Binuang itu untuk mengetahui sampai sejauh mana persiapan dan kesiapan balai benih milik pemerintah provinsi (Pemprov) tersebut menghadapi MT 2016.
"Kita perlu mengetahui persiapan dan kesiapan Balai Benih Binuang dalam ketersediaan benih padi agar pada saat mulai tanam petani tidak menghadapi kendala," ujar Muharram yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kalsel itu.
"Kita tidak ingin karena alasan masalah ketersediaan benih yang tak mencukupi atau kosong sehingga mulai musim tanam 2016 tertinda," lanjut Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD Kalsel tersebut.
Kalsel dengan 13 kabupaten/kota merupakan daerah agraris bertipa lahan kering dan lahan basah (termasuk lebak/rawa monoton), dalam dasa warsa terakhir selalu surplus produksi.
Oleh karenanya, Kalsel masuk sepuluh besar provinsi di Indonesia sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
