Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kalimatan Selatan pada 2014 mengalami surplus beras hingga 600 ribu ton dari target produksi beras di atas dua juta ton.
Gubernur Kalimantan Selatan H Rudy Ariffin di Banjarmasin, Jumat mengatakan, surplus beras tersebut merupakan hasil kerja keras dari seluruh petani dan instansi terkait untuk meningkatkan produksi padi.
"Alhamdulilah, provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota dengan empat juta jiwa lebih, masih mengalami surplus beras sebanyak 600 ribu ton," katanya.
Menurut Gubernur, Kalsel terus berusaha meningatkan produksi padi antara lain dengan menambah luas lahan dan intensifikasi lahan pertanian hampir di seluruh kabupaten di Kalsel.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk memperbaiki infrastruktur pertanian, mulai dari jalan, irigasi, bendungan, serta melengkapi petani dengan teknologi tepat guna pertanian, untuk memudahkan petani dalam menggarap sawah.
"Usaha tersebut juga untuk mendukung ketahanan pangan dan surplus 10 juta ton beras secara nasional di tahun 2014 yang tengah dicanangkan presiden," tambah Rudy Ariffin yang akan mengakhiri periode keduanya 12 Agustus 2015 mendatang.
Sebelumnya, Gubernur dalam rapat paripurna DPRD Kalsel yang dipimpin wakil ketua DPRD H Muhaimin, Kamis (27/3) mengatakan, saat ini Pemprov Kalsel sedang fokus untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Daerah Kalsel Tahun Anggaran 2014 dan akhir masa jabatan tahun 2010-2015, tersebut, Gubernur juga menyampaikan, pembangunan bidang perkebunan di Kalsel terus menunjukan perkembangan secara pesat, terutama perkebunan karet dan kelapa sawit.
Pada 2014 luas perkebunan karet lebih dari 264.000 hektare (ha) dengan jumlah produksi 182.000 ton lebih, sementara 2010 hanya sekitar 224.000 ha dengan produksi sekitar 135.000 ton.
Kemudian luas perkebunan kelapa sawit pada 2010 baru sekitar 353.000 ha dengan produksi lebih kurang 515.000 ton, meningkat menjadi 516.000 ha dengan produksi 908.000 ton lebih.
Dengan demikian, menurut dia, masa depan bidang perkebunan di Kalsel sangat cerah dan cukup menguntungkan, baik peningkatan daya saing dan perekonomian daerah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Mengenai bidang peternakan, dia menerangkan, produksi daging, telur dan susu di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel relatif stabil serta memenuhi kebutuhan konsumsi, karena produksinya yang terus meningkat.
Sebagai contoh pada 2010, produksi daging baru sekitar 46 juta kilogram (Kg), kemudian 2014 mencapai 212 juta Kg. Begitu pula produksi telur pada periode yang sama dari 67 juta Kg meningkat 78 juta Kg.
"Dengan produksi daging dan telur yang terus meningkat, maka kebutuhan masyarakat bisa tercukupi, dan perlahan-lahan kita merintis jalan untuk sampai pada ketahanan pangan yang kuat dan mandiri," demikian Rudy Ariffin.
Dalam rapat paripurna DPRD Kalsel itu hadir ketua DPRD Kalsel Hj Noormiliyani Aberani Sulaiman, namun tidak memimpin persidangan karena faktor kesehatan yang kurang prima, yaitu suara serak.