Tabalong, Kalsel (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPPTPH) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, mencatat sekitar 204 hektare lahan cetak sawah tidak dapat difungsikan optimal akibat minim infrastruktur pendukung, seperti jaringan pengairan dan jalan usaha tani.
Kepala Bidang Prasarana DKPPTPH Tabalong Rahmani di Tabalong, Senin, mengatakan lahan tidak berfungsi tersebut merupakan bagian dari program cetak sawah periode 2016–2017 dengan total luas 473 hektare.
Baca juga: Kelompok Tani Sinar Lestari Tabalong tanam padi perdana di lahan bekas tidur
Dari jumlah itu, hanya sebagian yang dapat diolah petani, sementara sisanya terkendala kondisi lahan serta tidak adanya dukungan infrastruktur memadai.
“Potensi lahan cetak sawah memang cukup besar, namun harus didukung infrastruktur memadai mulai dari pengairan hingga jalan usaha tani,” ujar Rahmani.
Ia menjelaskan kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah daerah, terlebih lahan baku sawah Tabalong menunjukkan tren penurunan cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Lahan baku sawah turun dari 9.964 hektare pada 2019 menjadi 9.138 hektare pada 2023–2024.
Penurunan tersebut dipicu alih fungsi lahan menjadi permukiman atau kegiatan nonpertanian lainnya, serta lahan yang terlantar akibat sering terendam sehingga tidak lagi digarap.
Rahmani mengungkapkan banyak usulan cetak sawah baru masuk dari masyarakat, kelompok tani, dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Namun, usulan tersebut masih harus melalui survei dan verifikasi menyeluruh terkait status kepemilikan lahan, kesesuaian lahan, pola ruang dalam RTRW, serta komitmen pengusul.
Baca juga: Pemkab Tabalong Cetak Sawah Seluas 300 Hektare
“Tahun ini, kita hanya mengusulkan 755 hektare untuk cetak sawah rakyat, tersebar di 19 desa dan tujuh kecamatan,” katanya.
Berdasarkan Survei Investigasi Desain (SID), tahap pertama pengadaan konstruksi telah diproses untuk 280,3 hektare, yakni di Kecamatan Muara Uya (45,47 hektare), Upau (171,8 hektare), dan Tanjung (63 hektare).
Tahap kedua mencakup 253,9 hektare yang meliputi Kecamatan Tanjung (90,46 hektare), Kelua (110,87 hektare), dan Banua Lawas (52,6 hektare).
Ia menambahkan bahwa salah satu lokasi cetak sawah rakyat di Desa Masingai I, Kecamatan Upau, telah dilakukan tanam perdana oleh Kelompok Tani Sinar Lestari seluas 12,3 hektare sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan lahan potensial.
Pemkab Tabalong berharap dukungan infrastruktur dapat diperkuat sehingga lahan cetak sawah yang telah tersedia dapat berfungsi maksimal dan memberikan dampak bagi peningkatan ketahanan pangan daerah.
