Gabungan tim "search and rescue" Kalimantan Selatan mencium bau amis di Sungai Satui di sekitar daerah yang diduga sebagai lokasi hilangnya empat korban banjir yang terjadi pada Sabtu (24/7) di Kabupaten Tanah Bumbu.
Kepala Teknis Kesiapsiagaan dan Bantuan Sosial pada Dinas Sosial Pemprov Kalsel Ahmadi di lokasi kejadian di Kecamatan Satui Tanah Bumbu, Kamis mengatakan, untuk memaksimalkan pencarian terhadap empat korban banjir yang diduga tenggelam tim SAR mendatangkan peralatan baru.
Peralatan tersebut, kata dia, antara lain adalah dua kapal tunda untuk membuka daerah yang diduga terdapat korban.
"Hasilnya tim mulai mencium bau amis di sekitar tanggul batu bara yang jebol," katanya.
Tetapi kata dia, selain bau amis tersebut hingga Kamis (29/7) petang tim belum menemukan tanda-tanda adanya keempat korban yang diduga tenggelam dan tertimbun material tanggul yang jebol tersebut.
Dengan demikian, tim SAR, kata Ahmadi, belum berani memastikan bau amis yang cukup menyengat tersebut berasal dari mayat keempat warga yang diduga tewas tenggelam di lokasi tersebut.
"Kita masih terus melakukan pencarian semoga segera membuahkan hasil," katanya.
Bila sampai Jumat (30/7) tim SAR tidak juga menemukan para korban maka pencarian akan dihentikan karena sudah melebihi batas waktu yang ditentukan.
Menurut Ahmadi yang sejak beberapa hari terakhir berada di lokasi banjir di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu keputusan penghentian pencarian karena tim telah melakukan penyusuran lokasi kejadian selama delapan hari yang merupakan batas maksimal dari pencarian.
Selain itu, kata dia, tanda-tanda keberadaan keempat korban hingga kini juga belum ditemukan. Potongan kayu yang semula diduga pecahan kapal yang ditumpangi oleh para korban ternyata bukan.
Sementara tim termasuk dari TNI-Angkatan Laut kesulitan untuk melakukan penyelamatan karena air sungai sangat keruh sedangkan kedalamannya mencapai 40 meter.
"Sungai Satui dikenal sebagai sungai yang sangat dalam sehingga tim tidak berani mengambil risiko untuk melakukan penyelaman," katanya.
Selain itu, kalau tetap dilakukan pencarian diduga mayat para korban sudah hancur karena berada di dalam sungai selama delapan hari.
"Bahkan upaya penyembelihan kambing dan ayam juga telah dilakukan agar para korban bisa ditemukan tapi hingga kini belum ada tanda-tanda," katanya.
Keempat orang yang sedang dalam pencarian adalah Syafrudin (36) bersama ketiga anaknya masing-masing, Timah (14), Fitri (15) dan Andre (8).
Sedangkan istrinya, Saudah (30) mayatnya sudah ditemukan terlebih dahulu dan satu orang anaknya lagi Tini (11) selamat setelah terpental dari kapal yang dihempas banjir.
"Dari informasi anak korban yang selamat keluarga Saudah yang sedang berada di atas kelotok tiba-tiba terhempas oleh air tanggul batu bara yang jebol saat mereka melintas," kata Ahmadi.