Banjarbaru (ANTARA) - Warga Kota Banjarbaru mulai merasakan udara tak sehat dengan terciumnya asap akibat terbakarnya lahan di sejumlah titik.
Seperti diutarakan Nurul Huda. Warga di Komplek Putra Manunggal RT 28, Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru ini mengeluhkan sakit tenggorokan akibat menghirup asap.
"Tenggorokan mulai tak enak dan mata juga perih. Kabut asap sudah menyelimuti Banjarbaru," katanya, Rabu.
Berdasarkan pantauan Antara sepanjang Rabu siang hingga malam hari, aroma asap dari karhutla memang sangat tercium. Meski kabut asap yang menyebar belum setebal dalam kondisi parah yang mengganggu jarak pandang, namun udara tak sehat yang masuk ke hidung akan langsung terasa sakit hingga ke tenggorokan.
Baca juga: Warga mulai mengungsi akibat asap
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin pada Rabu siang mencatat 213 hotspot atau titik panas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Kalsel kecuali Banjarmasin.
Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Rizqi Nur Fitriani mengatakan, berdasarkan analisa parameter cuaca, lahan dan hutan di Kalsel tinggi potensi untuk terbakar.
Baca juga: Helikopter pembom air padamkan kebakaran lahan
Baca juga: Akibat asap jarak pandang di Pelalawan Riau turun jadi 1,5 km
"Angin kencang pada siang hari di wilayah Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru juga patut diwaspadai untuk memicu api yang membakar lahan semakin meluas," jelasnya.
Bahkan, BMKG juga mengeluarkan prakiraan cuaca "asap" di pagi hari untuk hampir sebagian besar wilayah di Kalsel, kecuali Kabupaten Tabalong, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Untuk kondisi cuaca umumnya cerah berawan, suhu udara berkisar antara 20 hingga 35 derajat celsius dan kelembaban udara berkisar antara 40 hingga 98 persen.
Adapun angin umumnya bertiup dari arah tenggara hingga barat daya dengan kecepatan berkisar antara 5 sampai 40 kilometer per jam.
"Dalam beberapa hari terakhir ini memang tidak ada hujan hingga membuat tanah semakin kering dan udara terasa panas serta rendahnya kelembaban. Namun diprediksi, pada tanggal 6 hingga 9 September nanti
berpotensi hujan ringan lokal di sejumlah wilayah," tandasnya.
Di sisi lain, upaya penanggulangan karhutla terus dilakukan satgas gabungan di Kalsel. Selain satgas darat, helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga tiap hari melakukan "water bombing" untuk memadamkan api yang tak bisa dijangkau oleh petugas di jalur darat.
Karo Ops Polda Kalsel Kombes Pol Isdiyono mengatakan, sinergitas antara satgas darat dan satgas udara memang dibutuhkan agar penanggulangan karhutla dapat berjalan maksimal.
"Alhamdulilah kawan-kawan terus semangat di lapangan memadamkan setiap titik api yang muncul agar tak sampai membesar. Apalagi sampai mengganggu penerbangan, itu yang kita cegah bersama," pungkasnya.