Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan (Dinsos Kalsel) memastikan kesiapsiagaan tetap dilakukan meski status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah dicabut pada akhir September 2025.
Kepala Bidang Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel Achmadi, mengatakan, penanganan karhutla tahun ini lebih terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Puluhan hektare di tiga kecamatan HSS terdampak karhutla
"Kondisi ini sangat terbantu oleh turunnya hujan, baik hujan buatan maupun alami, yang membuat banyak titik rawan basah dan mudah dipadamkan," katanya di Banjarbaru, Jumat.
Ia mengaku bersyukur penanganan karhutla tahun ini tidak separah tahun-tahun lalu. Beberapa lokasi yang sebelumnya kering sekarang sudah berair sehingga memudahkan proses pemadaman.
Dinsos Kalsel juga turun langsung ke sejumlah lokasi terdampak karhutla, di antaranya di Pengayuan, Jalan Golf, dan Peramuan.
Selain itu, wilayah Banjarbaru dan Kabupaten Banjar juga menjadi perhatian khusus karena termasuk daerah rawan karhutla.
Menurut Achmadi, dalam setiap kejadian, Dinsos menurunkan tim Tagana, Pelopor Perdamaian, mobil tangki, hingga mobil rescue (penyelamatan) untuk percepatan penanganan di lapangan.
“Kita berusaha hadir secepat mungkin agar api tidak meluas, sesuai dengan jangkauan yang bisa kita tangani,” katanya.
Namun, untuk titik yang sulit dijangkau, penanganan dilakukan dengan bantuan heli bombing dari BNPB.
Baca juga: Kalsel cabut status siaga darurat karhutla
“Keterlibatan BNPB sangat penting. Dengan heli bombing, area yang tidak terjangkau oleh peralatan darat bisa dipadamkan,” tambah Achmadi.
Ia menjelaskan faktor cuaca menjadi kunci penting dalam mengendalikan karhutla tahun ini. Sepuluh hari operasi hujan buatan yang dilaksanakan, ditambah hujan alami yang cukup sering turun, membuat potensi kebakaran berkurang drastis.
“Memang karhutla tetap terjadi, tapi intensitas dan dampaknya jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini menjadi pelajaran penting bahwa dukungan cuaca dan koordinasi lintas sektor sangat menentukan,” terang Achmadi.
Meski begitu, Dinsos Kalsel tetap mengingatkan masyarakat agar waspada. Kondisi panas terik masih bisa muncul meski sudah memasuki musim penghujan.
“Potensi karhutla tidak bisa kita abaikan, makanya kita tetap siaga penuh,” katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Syarifuddin menerbitkan menerbitkan Surat Pernyataan Berakhirnya Status Siaga Darurat Karhutla Nomor 300.2/01951/BPBD/2025 yang ditandatangani pada 30 September 2025.
“Berdasarkan evaluasi dan data BMKG serta kondisi di lapangan, Pemprov Kalsel menetapkan bahwa status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan resmi berakhir pada 30 September 2025,” kata Syarifuddin dikonfirmasi di Banjarmasin, beberapa waktu lalu
Syarifuddin menyebutkan keputusan tersebut diambil usai rapat evaluasi penanganan karhutla serta berdasarkan disposisi Gubernur Kalsel tertanggal 26 September 2025.
Baca juga: Menteri LH utus tim analisis karhutla di Banjarbaru dan Barito Kuala
