Objek wisata alam yang terdapat kolam dan benteng buatan penjajah Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, akhir-akhir ini diserbu wisatawan pelajar saat musim liburan.
Beberapa penjaga objek wisata Mandiangin di lokasi wisata tersebut, Senin menuturkan, kedatangan para pelajar terlihat membludak beberapa hari belakangan, puncaknya Minggu (6/1) mengisi masa liburan di alam Pegunungan Meratus tersebut.
Banyak dari para pelajar yang datang secara rombongan satu kelas atau satu sekolah disertai para guru atau orang tua, mereka banyak menanyakan keberadaan sejarah kolam dan benteng Belanda di wilayah tersebut.
Para pelajar tersebut tak sedikit yang bermalam dan berkemah di lokasi yang dijadikan sebagai hutan pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) berdasarkan SK Gubernur No. DA.144/PHT/1980 tanggal 31 desember 1980 dengan luas sekitar 2.000 hektare tersebut.
Kedatangan para pelajar tersebut juga ada dengan grup, seperti grup seni, grup olahraga beladiri seperti grup silat, karate, atau grup lainnya.
Menurut petugas selain bertamasya mereka juga ingin melihat aneka tanaman dan hewan yang ada di wilayah tersebut.
Namun selain sebagai kawasan hutan pendidikan, kawasan ini juga menjadi tempat wisata yang hanya berjarak sekitar 15 km dari Kota Banjarbaru.
Tempat yang menawarkan keindahan, kesegaran dan kesejukan alam pegunungan ini bisa di tempuh dengan mengunakan roda dua maupun roda empat.
Untuk masuk Tahura di Mandiangin hanya dikenakan biaya masuk Rp5000 per orang, sudah bebas mandi di kolam dengan air sejuk atau di air terjun yang banyak terdapat di lokasi tersebut.
Berdasarkan catatan kawasan Tahura Sultan Adam didominasi oleh flora jenis Pampahi (Ilexsimosa), Wangun (Evodia spp), Bilayang Putih (Aglaia sp), Palawan (Cratoxylon glaucum), Ulin (Eusideroxylon zwageri), Keranji (Acronychia pedunculata), Mahirangan (Diospyros maingayi), Tarap (Arthocarpus spp) dan Laban (Vitex pubescens).
Sementara jenis faunanya antara lain Owa-owa (Hylobates meauleri), Beruang Madu (Helarcetos malayanus), Kijang (Montiacus muntjak), Kuau (Argussines argus), Kilahi (Presbytis kubianda), Rusa (Cervus unicolor), Warik (Macaca sp), Babi Hutan (Sus vitatus) dan Ayam Hutan (Lophura nobilis). Tapi kalau di kawasan Mandiangin. C