Barabai (ANTARA) - Kasus habib palsu bernama Hamidan (35) yang terungkap di Desa Hawang, Kecamatan Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) diketahui sempat membuka pengajian atau majelis taklim sekitar enam bulan, namun tidak pernah terlihat ke masjid.
“Ia sempat membuka majelis taklim dan mengumpulkan puluhan jemaah. Namun warga curiga karena ia tak pernah terlihat ke masjid, tak aktif dalam kegiatan sosial, dan tak membaur dengan lingkungan sekitar,” kata Ketua RT setempat Dayat di Barabai, Senin.
Belakangan Hamidan yang merupakan warga asli Batu Tungku, Kabupaten Tanah Laut itu diketahui pernah jadi santri di salah satu pondok pesantren di Martapura, ia berhasil membangun citra sebagai habib dengan nasab Assegaf dan memikat simpati warga.
Kendati demikian, penipuan habib palsu ini terungkap setelah warga mulai resah dengan sikap tertutup dan intimidatif Hamidan yang dikenal sering mengucapkan ancaman mistik.
“Kalau tidak hormat dengan habib, nanti bisa kena kutuk, masuk neraka,” lanjutnya.
Atas sikap mencurigakan itu, sejumlah tokoh masyarakat lalu menelusuri kebenaran nasab Hamidan ke sejumlah habaib di Barabai dan hasilnya ia dipastikan bukan keturunan habib hingga memantik kemarahan warga.
Kemudian, warga setempat juga membuat laporan ke Polsek Limpasu pada Senin (16/6) terkait kasus Hamidan itu, dan hasil penyelidikan diketahui habib palsu itu ternyata buronan dua kali melakukan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah Kabupaten Banjar.
Terlebih, Hamidan juga ternyata residivis kasus pencurian sepeda motor yang pernah divonis 1 tahun 3 bulan penjara, Hamidan diamankan di rumahnya pada Rabu (19/6) sekitar pukul 19.00 Wita dan saat ini akan menjalani proses hukum lebih lanjut ditangani Polres Banjar.
Selain itu, disaksikan langsung perwakilan DPC Rabithah Alawiyah Martapura, Banjarbaru dan warga, habib palsu tersebut telah membuat dan membacakan surat pernyataan ditulis sendiri yang menegaskan bahwa dirinya bukan keturunan Rasulullah dengan marga Assegaf yang menjadi titik terang klaim palsu sosok Hamidan pada Kamis (19/6).