"Untuk menambah daya tarik wisata siring sungai memang perlu ditata dan dibenahi," ujarnya di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: Banjarmasin suguhkan wisata berbuka puasa di Siring Sungai Martapura
Menurut dia, siring sungai Martapura di Jalan Piare Tendean yang ada menara pandang, rumah bersejarah atau Rumah Anno 1925 dan dermaga susur sungai Martapura merupakan ikon pariwisata Kota Banjarmasin.
Di samping itu, kata Hilyah, ada wilayah wisata kuliner dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang melengkapi objek wisata Siring Sungai Martapura.
"Tempat UMKM kuliner juga harus ditata, sehingga kesannya terlihat bagus dan menarik untuk dikunjungi," ujarnya.
Kemudian, kata dia, setelah ada pembenahan di kawasan itu, dinas atau instansi terkait bisa rutin menggelar kegiatan promosi produk daerah atau kerajinan lokal.
"Kegiatan semacam pameran produk lokal yang rutin digelar minimal satu bulan sekali," katanya.
Baca juga: Komunitas: Wisatawan susur sungai naik 100 persen saat Ramadhan
Dikatakan Hilyah, dengan adanya campur tangan pemerintah daerah di kawasan objek wisata yang per pekan bisa mencapai 6.000 wisatawan berkunjung tersebut, keberadaan UMKM bisa melambung dan bersaing dengan produk luar.
"Pelaku UMKM di Banjarmasin punya kualitas dan mampu bersaing dengan produk dari luar kota bahkan luar negeri. Namun karena produk tersebut kurang promosi, sehingga tidak dikenal banyak orang," paparnya.
Pemkot Banjarmasin baru-baru ini juga menetapkan wilayah Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean sebagai sebagai sentra kegiatan budaya dan inovasi, tanpa menghilangkan nilai-nilai historis yang melekat di dalamnya.
Karenanya, Pemkot berencana melakukan penataan menyeluruh dari Jembatan Pasar Lama hingga Jembatan Dewi sepanjang Jalan Piare Tendean pada 2025.
Baca juga: Banjarmasin tetapkan objek wisata kuliner Ramadhan 2023 di siring Menara Pandang