Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menuturkan konservasi lingkungan memerlukan komitmen dan penegakan hukum kuat untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan.
"Harusnya kita benar-benar bergerak untuk mengurus konservasi karena PR (pekerjaan rumah) kita banyak sekali tadi sepintas masalah plastik sampah itu dah di depan mata, dan ini sangat mengganggu masalah konservasi, jadi semua pihak semua lini harus meng-address (mengatasi) isu masalah plastik dan konservasi," kata Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah dalam temu bincang dengan pers dalam memperingati Hari Bumi di Kapal Baruna Jaya di Dermaga Barat di Zachman Muara Baru, Jakarta, Senin (22/4).
Dia mengatakan masalah lingkungan dan konservasinya merupakan tanggung jawab bersama dan membutuhkan kolaborasi untuk mewujudkan setiap upaya penyelamatan dan perbaikan kualitas lingkungan.
Seruan untuk menggalang kekuatan dan kerja sama untuk pelestarian lingkungan yang masih bersifat sporadis harus menyatu untuk menjadi kekuatan besar dalam menangani masalah lingkungan.
Dia mengatakan penyelesaian masalah laut tidak terlepas dari mengatasi isu lingkungan di darat, misalnya masalah sampah, karena sampah yang ada di laut juga merupakan kontribusi dari sampah yang berasal dari kegiatan manusia di daratan.
"Sisi lain yang perlu disadari mengurusi laut tidak bisa tanpa mengurusi di daratan, jadi kuncinya sekarang daratan harus dirapikan," ujarnya.
Untuk menyelesaikan masalah lingkungan salah satunya sampah plastik, maka komitmen dan penegakan hukum menjadi kunci penting sehingga konservasi lingkungan dapat dilakukan dengan baik.
"Jadi komitmen dan "law enforcement" (penegakan hukum) harus jalan dua-duanya, bumi akan baik kalau dua-duanya ini jalan," ujarnya.
LIPI: konservasi lingkungan perlu komitmen dan penegakan hukum
Selasa, 23 April 2019 6:45 WIB