Banjarmasin, (Antarasnews Kalsel) - Ketika berlangsung Forum Investasi Kalimantan Selatan 2018 di Banjarmasin, akhir pekan lalu terungkap ternyata sejumlah industri menyatakan ketertarikannya apabila di wilayah Kalimantan dan khususnya di Kalimantan Selatan dibangun infrastruktur transmisi gas yang diharapkan dapat mendukung keguiatan usaha mereka.
Hal itu mengemuka seiring dengan rencana PT Bakrie & Brothers Tbk mewujudkan jaringan Pipanisasi Gas dikawasan Kalimantana Jawa (Kalija), bahkan sejumlah industri di Kalsel sudah menyatakan komitmen menggunakan energi gas itu mendukung kegiatan usaha mereka.
Konsumsi gas di dalam negeri dipastikan terus meningkat, namun jaringan distribusi gas dari sumber-sumber gas bumi yang ada di dalam negeri ternyata tidak sebanding dengan peningkatan sehingga banyak industri di dalam negeri tidak bisa memanfaatkan pasokan gas tersebut.
Direktur PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) AD Erlangga mengatakan, pertumbuhan kawasan industri di luar Jawa seharusnya diikuti dengan pasokan gas yang memadai melalui jaringan pipanisasi gas. Pasokan gas yang sebenarnya melimpah dan menjadi aset besar yang bisa digunakan untuk menopang pertumbuhan industri di Indonesia.
"Sangat disayangkan, tapi seperti itulah faktanya. Kita punya banyak pasokan gas dari sejumlah sumber yang banyak juga dan deposit yang masih berlimpah. Namun di sisi lain industri kita juga banyak yang masih saja kesulitan untuk mendapatkan gas. Ini sebuah ironi yang seharusnya tidak terjadi," katanya.
Menurut dia, jika menghitung permintaan gas dilakukan berdasarkan realisasi penyerapan lima tahun terakhir, terdapat surplus gas nasional sejumlah 1.500 MMScfd. Berdasarkan hitungan itu, pemerintah diyakini masih dapat memenuhi kebutuhan gas domestik sampai tahun 2024.
"Itu hitung-hitungan pemerintah seperti yang dikemukakan Wakil Menteri ESDM belum lama ini," katanya. Tetapi, impor gas bukan satu-satunya solusi mengatasi defisit gas yang diperkirakan akan terjadi setelah tahun 2025 karena penambahan cadangan baru terus dilakukan.
Di dalam negeri semakin banyak proyek gas yang akan beroperasi, tapi persoalannya lokasi gas tersebut jauh dari konsumen. Sehingga industri-industri yang sesungguhnya membutuhkan gas tidak bisa memanfaatkannya sisalnya industri petrokimia yang sampai saat ini diketahui masih melakukan impor gas dalam jumlah yang signifikan padahal, seharusnya gas di dalam negeri bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku oleh industri petrokimia.
Karena itu, keberadaan jaringan pipa gas menjadi sangat strategis untuk mengatasi ketimpangan tersebut. AD Erlangga memberikan contoh, Kalimantan yang sebenarnya masih membutuhkan gas dalam jumlah yang besar saat ini belum didukung jaringan pipa distribusi gas.
"Kalimantan selama ini seolah-olah masih terlena oleh besarnya deposit crude oil dan batu bara, dan seakan-akan menjadi lupa bahwa ada pilihan energi selain dua bahan bakar tersebut yaitu gas bumi," katanya.
Padahal, ada sumber gas alam dengan kandungan yang besar dan lebih ramah lingkungan tidak jauh dari Kalimantan dan bisa dialirkan ke Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan di sana Yaitu sumber gas di Natuna, kata AD Erlangga. Data bauran energi nasional menunjukkan bahwa sumber energi minyak bumi saat ini masih menjadi tumpuan utama masyarakat Indonesia mencapai lebih dari 40 persen diikuti energi batu bara yang mendekati 30 persen sementara penggunaan gas bumi baru tercatat sebesar 22 persen.
Infrastruktur Gas
Diakui bahwa ketersediaan infrastruktur gas hingga saat ini masih menjadi kendala atau penghambat serius penyerapan gas di dalam negeri.
"Hingga saat ini, hanya sektor ketenagalistrikan yang menjadi andalan untuk menyerap gas dari sumber-sumber domestik. Neraca gas yang telah disusun pemerintah sebenarnya menjadi dasar dalam menetapkan rencana induk pembangunan infrastruktur gas, pemerintah belum juga menggunakan data yang relevan sebagai landasan pembangunan infrastruktur gas di dalam negeri," ujarnya
Dijelaskan, PT Bakrie & Brothers Tbk melalui unit usahanya PT Bakrie Indo Infrastructure saat ini sebenarnya telah mematangkan rencana dan rancangan pembangunan jaringan pipa gas on-shore Kalija II untuk mendukung distribusi gas ke Kalimantan.
"Jaringan pipa tersebut akan membentang pada ruas Bontang di Kalimantan Timur, Takisung di Kalimantan Selatan atau sampai lokasi akhir konsumen gas, untuk memenuhi kebutuhan gas di Kalimantan," katanya.
Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2018 telah membuka peluang bagi PT Bakrie & Brothers Tbk untuk menjadi trasporter sekaligus berniaga di jaringan pipa gas ruas transmisi Kalija II.
"Kami telah melakukan review ulang rencana kebutuhan gas para calon offtaker, sekaligus menyampaikan time schedule pelaksanaan Proyek Kalija II, langkah-langkah nyata lainnya terkait pembangunan jaringan pipa gas Kalija II tersebut terus dilakukan secara serius," katanya.
Menurut dia, studi kelayakan ditargetkan selesai paling lambat akhir Agustus 2018, Jadi diharapkan proyek pembangunan jaringan pipa gas transmisi di wilayah Kalsel dan Kaltim dapat dimulai secepatnya, atau sekitar akhir 2018 atau awal 2019.
Rencana Induk Infrastruktur Gas Bumi Wilayah V (Kalimantan) yang disusun pemerintah sebelumnya telah menetapkan lima jalur lintas pipa gas yakni Natuna D Alpha ke Pontianak sepanjang 487 kilometer (ditargetkan mulai beroperasi tahun 2027), jalur Pontianak ke Palangkaraya sepanjang 1.018 kilometer (mulai operasi tahun 2030), jalur Palangkaraya ke Banjarmasin sepanjang 192 kilometer (mulai operasi 2030) dan jalur Bontang ke Banjarmasin sepanjang 522 kilometer ditargetkan mulai beroperasi tahun 2027.
Sedangkan sejumlah wilayah di Kalsel yang diperkirakan akan menjadi lintas atau dilalui jalur gas Bontang (Kaltim) ke Takisung adalah Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut.
Industri Kalsel Butuh Infrastruktur Transmisi Gas
Senin, 13 Agustus 2018 12:42 WIB
Kalimantan selama ini seolah-olah masih terlena oleh besarnya deposit crude oil dan batu bara, dan seakan-akan menjadi lupa bahwa ada pilihan energi selain dua bahan bakar tersebut yaitu gas bumi,