Jakarta (AntaraNews Kalsel) - Cosplay tak cuma sekadar kostum, tapi juga cara menampilkan karakter tersebut di hadapan orang-orang. Tak semua orang berbakat melakukan keduanya.
Ada yang belum piawai membuat sendiri kostum keren yang terinspirasi dari karakter animasi, misalnya, tapi ada pula yang sudah jago beraksi di atas panggung seperti karakter tersebut, namun belum punya kemampuan menciptakan kostumnya sepersis mungkin.
Lomba Popcon Cosplay Challenge di festival budaya populer Popcon Asia 2018 pada 22-23 September mendatang menjadi ajang unjuk gigi bagi mereka yang kreatif, baik yang sudah berpengalaman atau masih hijau.
Menurut Ari Santosa, cosplayer senior yang karyanya akan dipakai dalam sebuah film besar tahun ini, regenerasi cosplayer bisa dibilang lambat.
Dia tidak yakin apa penyebabnya, mungkin pendatang baru yang malu bertanya pada seniornya, atau para senior yang terlampau sibuk sehingga tidak mewariskan ilmunya pada para cosplayer baru.
"Yang menang itu-itu melulu," kata Ari dalam konferensi pers Popcon Asia di Jakarta, Kamis (12/7).
Lulusan Fakultas Seni Rupa & Desain ITB ini akan jadi salah satu juri Popcon Cosplay Challenge yang dia harapkan bisa jadi kesempatan untuk regenerasi karena banyak kategori yang membuka kesempatan bagi banyak kalangan, baik itu yang sudah berpengalaman maupun pendatang baru.
"Di ajang Popcon ada kategori yang tidak memberatkan pendatang baru. Ini juga panggilan turun gunung untuk punggawa-punggawa cosplay," katanya.
Ada kategori di mana juri menilai seberapa bagus penampilan di panggung, sementara kostumnya tidak harus dibuat sendiri, bisa didapatkan dari mana saja. Ada juga kategori untuk cosplayer yang membuat sendiri kostumnya, di mana penilaian lebih fokus pada kualitas kostum tersebut.
Lomba cosplay di Popcon Asia 2018 menawarkan hadiah total senilai Rp36 juta.
Popcon Asia 2018 untuk pertama kalinya diadakan di ICE, BSD, Tangerang pada 22-23 September.
Ada yang belum piawai membuat sendiri kostum keren yang terinspirasi dari karakter animasi, misalnya, tapi ada pula yang sudah jago beraksi di atas panggung seperti karakter tersebut, namun belum punya kemampuan menciptakan kostumnya sepersis mungkin.
Lomba Popcon Cosplay Challenge di festival budaya populer Popcon Asia 2018 pada 22-23 September mendatang menjadi ajang unjuk gigi bagi mereka yang kreatif, baik yang sudah berpengalaman atau masih hijau.
Menurut Ari Santosa, cosplayer senior yang karyanya akan dipakai dalam sebuah film besar tahun ini, regenerasi cosplayer bisa dibilang lambat.
Dia tidak yakin apa penyebabnya, mungkin pendatang baru yang malu bertanya pada seniornya, atau para senior yang terlampau sibuk sehingga tidak mewariskan ilmunya pada para cosplayer baru.
"Yang menang itu-itu melulu," kata Ari dalam konferensi pers Popcon Asia di Jakarta, Kamis (12/7).
Lulusan Fakultas Seni Rupa & Desain ITB ini akan jadi salah satu juri Popcon Cosplay Challenge yang dia harapkan bisa jadi kesempatan untuk regenerasi karena banyak kategori yang membuka kesempatan bagi banyak kalangan, baik itu yang sudah berpengalaman maupun pendatang baru.
"Di ajang Popcon ada kategori yang tidak memberatkan pendatang baru. Ini juga panggilan turun gunung untuk punggawa-punggawa cosplay," katanya.
Ada kategori di mana juri menilai seberapa bagus penampilan di panggung, sementara kostumnya tidak harus dibuat sendiri, bisa didapatkan dari mana saja. Ada juga kategori untuk cosplayer yang membuat sendiri kostumnya, di mana penilaian lebih fokus pada kualitas kostum tersebut.
Lomba cosplay di Popcon Asia 2018 menawarkan hadiah total senilai Rp36 juta.
Popcon Asia 2018 untuk pertama kalinya diadakan di ICE, BSD, Tangerang pada 22-23 September.
Editor: Heppy Ratna Sari