Tanjung (ANTARA) - Ratusan pelaku UMKM di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan beradu gagasan, inovasi dan strategi bisnis dalam ajang Adaro Spectapreneur 6.0 tahun 2025.
Salah satu pelaku UMKM Aulia Sukma Nurwanda dengan produk olahan ikan bandeng bertajuk Auk Sukma menyampaikan harapannya agar mendapatkan akses mentoring, pelatihan berkala, sertifikasi halal, dan kemitraan dalam distribusi bahan baku.
Baca juga: Kalsel kemarin dari UMKM Go Digital hingga gerakan zakat
“Kami ingin menjadikan otak-otak bandeng ini sebagai ikon kuliner nusantara karena itu perlu mendapatkan akses monitoring dan kemitraan," jelas Aulia di Tabalong, Jumat.
Ia memperkenalkan otak-otak bandeng yang 100 persen terbuat dari ikan tanpa tambahan tepung, menggunakan kaldu jamur sebagai penguat rasa, dan dapat disimpan lama dengan sistem beku tanpa pengawet.
Kepala BPOM Tabalong, Taufiqurrohman merespon keinginan Aulia dengan menawarkan bantuan pengurusan ijin edar secara gratis melalui kerja sama dengan Adaro dan mitra kerjanya.
Selain Aulia prrsentase cukup menarik datang dari Rima Maulida dengan produk Bingka Mungil, kue tradisional khas Banjar yang dikemas dengan tampilan kekinian.
Bingka mungil dijual seharga Rp2.000 per empat biji dengan kemasan daun pisang yang higienis dan ramah lingkungan.
“Saya ingin generasi muda kembali mencintai kue tradisional. Makanya saya buat dalam ukuran kecil agar menarik perhatian mereka,” jelas Rima.
Produk ini baru berjalan selama empat bulan, dan sudah memiliki NIB.
Rima berharap ke depan bisa memperluas varian rasa serta merekrut tenaga kerja tambahan.
Baca juga: Polda Kalsel dan Perwira kolaborasi beri pemahaman hukum bagi UMKM
Sementara itu, peserta lainnya Muhammad Zainuddin tampil dengan produk Oteode, kerajinan tangan berbahan dasar fly ash—limbah industri PLTU.
Zainuddin melihat peluang dari limbah ini untuk diolah menjadi produk bernilai seni tinggi.
“Kami bekerja sama dengan PLTU, dan sudah mendapat ijin pengelolaan limbah untuk dimanfaatkan sebagai
produk kreatif dan inovatif, bahkan bisa dijadikan sebagai cenderamata khas Tabalong,” ungkapnya.
Ke depan, ia merencanakan pengembangan wisata edukasi pembuatan kerajinan dari fly ash agar bisnisnya juga memiliki nilai sosial dan edukatif.
Penilaian presentasi bisnis sendiri berlangsung sejak 25 sampai 28 Agustus 2025 di Kantor PLUT KUMKM Tabalong dan menyaring 102 peserta dengan ragam ide produk unik dan solutif.
Program ini menjadi wadah pembinaan dan seleksi bagi para pelaku usaha lokal untuk tampil di Bazar Inovasi UMKM yang akan digelar di Tanjung Expo Center pada 6–13 September 2025.
Nantinya 20 UMKM terbaik hasil seleksi akan diumumkan dan berhak atas hadiah uang pembinaan.
Tahun ini, Adaro Spectapreneur mengusung tema "UMKM Inovatif Penggerak Ekonomi Berkelanjutan."
Dengan melibatkan tiga juri yakni CSR Section Head PT Adaro Indonesia Yuri Budhi Sujalmi, Kepala BPOM Tabalong Taufiqurrohman, dan perwakilan Bank BPR Tabalong, Arif.
Para peserta yang lolos seleksi tahap presentasi akan lanjut tampil dalam bazar UMKM mendatang.
Baca juga: UMKM Go Digital, Poliban latih pelaku usaha gunakan aplikasi POS mobile
Ajang ini menjadi wadah pengembangan kapasitas pelaku UMKM lokal dalam membangun bisnis berkelanjutan dan bisa berdampak luas bagi ekonomi daerah.
