Tapin Kalsel (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Desy Oktavia Sari mengungkapkan masalah pertanian dan pendidikan menjadi aspirasi masyarakat Kabupaten Tapin.
"Aspirasi masyarakat Tapin itu mereka sampaikan saat saya reses," ungkap Desy atau "Srikandi" Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut ketika dikonfirmasi, Selasa.
Baca juga: DPRD Tapin desak Pemprov Kalsel selesaikan hibah Asrama Candi Laras
Ia menerangkan, bahwa yang menjadi aspirasi utama warga masyarakat "Bumi Ruhui Rahayu" Tapin (Ruhui Rahayu motto daerah kabupaten tersebut) antara lain meminta perbaikan jalan usaha tani.
"Menurut mereka, akses jalan yang layak sangat penting untuk menjamin kelancaran distribusi hasil pertanian," kutip wakil rakyat kelahiran Rantau (117 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Tapin tersebut.
Selain itu, persoalan pupuk bersubsidi yang masih belum merata serta terkadang terlambat sehingga warga tani merasakan dampaknya sebagaimana penuturan salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Baca juga: Tapin dorong poros tengah Banua Enam jadi jalur strategis
Sedangkan sektor pendidikan, warga berharap adanya pesantren di desa mereka agar anak-anak dapat memperoleh pendidikan agama yang lebih kuat sejak usia dini.
"Masyarakat percaya bahwa nilai keagamaan menjadi fondasi penting bagi pembentukan karakter generasi muda di tengah perubahan zaman," kutip wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel IV/Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) tersebut.
Begitu pula warga berharap pemerintah lebih fokus memperkuat pendidikan kejuruan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah ada di Bumi Ruhui Rahayu Tapin.
"Kalau bisa pelatihan ditingkatkan, jadi anak-anak kami punya keterampilan langsung pakai untuk kerja, sebagaimana penuturan warga setempat," kutip Desy.
Baca juga: Tapin dorong efisiensi APBD lewat rencana kebutuhan barang

Menanggapi aspirasi warga masyarakat Bumi Ruhui Rahayu Tapin tersebut, Desy menyatakan komitmen terhadap konstituennya untuk memperjuangkan hingga ke ranah kebijakan,
“Saya datang bukan hanya untuk mendengar, tapi untuk memperjuangkan agar kebutuhan masyarakat benar-benar jadi prioritas pembangunan,” katanya usai berdialog dengan warga Desa Banua Halat Kanan.
Ia menambahkan, reses bukan sekadar kegiatan rutinitas, melainkan pula ruang penting untuk menyerap denyut kebutuhan riil masyarakat.
"Keluhan masyarakat harus dijadikan acuan untuk merumuskan kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka (rakyat)," demikian Desy Oktavia Sari.
Dengan komunikasi terbuka dan kehadiran langsung di lapangan, Desy memperlihatkan peran aktifnya sebagai wakil rakyat. Aspirasi dari masyarakat Tapin menjadi pengingat bahwa pembangunan harus dimulai dari mendengar dan menanggapi kebutuhan paling dasar rakyat.
Pimpinan dan anggota DPRD Kalsel kini sedang reses masa sidang II Tahun 2025 yang berlangsung sejak 11 Mei lalu selama delapan hari untuk menyerap aspirasi warga masyarakat atau konstituen mereka.
Baca juga: Pemkab Tapin "jemput bola" layanan kependudukan