Banjarmasin (ANTARA) - Guru Haji Saiful Anshari mengingatkan kaum Muslim agar jangan "pahirian" (selalu iri hati), dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Selasa.
"Sebab selain bertentangan dengan ajaran Islam, orang pahirian 'kada parajakian' (tidak Allah murahkan rezeki) ," ujar Guru Saiful di hadapan jamaah Shalat Subuh Masjid Assa'adah tersebut.
Ia mengingatkan jangan pahirian itu saat pelajaran "Sifat 20" atau tarekat "Asy'ariyah" dalam kajian tentang sifat Allah "wahdathul wujud" bahwa Allah itu ada.
"Cuma adanya Allah tidak berawal dan tidak berkesudahan (tanpa akhir). Berbeda dengan ciptaan Nya, sebelumnya tiada menjadi ada dan kemudian menjadi tidak ada," ujar Guru Saiful.
Ia menegaskan, sebagai dalil (fakta/kenyataan) bahwa Allah ada yaitu adanya alam semesta atau "baharu alam" (alam selalu berubah).
Pada kesempatan itu, Guru Saiful atau dengan panggilan lain "Guru Busu" (busu = bahasa daerah Banjar Kalsel panggilan terhadap orang yang dituakan) juga mengingatkan mereka yang melaksanakan ibadah haji.
"Bahwa Mekkah dan Madinah merupakan Tanah Haram artinya setiap segala sesuatu yang kurang atau tidak baik bisa langsung seketika Allah perlihatkan dampak/akibatnya," ujar Guru Busu.

Sebagai contoh ketika dalam hati mengatakan makanan/minuman yang mau disantap "kada nyaman" (tidak enak), makanan atau minuman tersebut ketika dinikmati sesuai apa yang ada dalam hati.
"Contoh lain, ketika dalam menggerutu terhadap orang yang berada di samping batuk, tidak sampai melanggar menit, yang menggerutu tersebut juga akan batuk," ujarnya.
Oleh sebab itu, saat melaksanakan ibadah haji ikuti betul-betul tuntutan yang ada, jangan sombong atau angkuh, serta "takabur" (merasa diri mulia (hebat, pandai, dan sebagainya), demikian Guru H Saiful Anshari.