Banjarmasin (ANTARA) - Guru Haji Saiful Anshari mengingatkan pelaksanaan ibadah qurban dan warga masyarakat selaku penerima daging hewan qurban tersebut, dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad.
"Pelaksanaan ibadah qurban agar betul-betul sesuai syariah supaya jangan sampai sia-sia dan begitu juga penerima daging hewan qurban terimalah dengan tulus ikhlas pula atau manfaatkan dengan sebaik-baiknya," ujar Guru Saiful.
Baca juga: Kaum Muslim diingatkan jangan sampai ada dalam hati tidak ingin berhaji
Ia mencontohkan, misalnya kulit atau kepala hewan qurban sebagai upah buat penyembelihan/yang menyembelih. "Hal itu tidak sesuai dengan syariah," jelasnya.
Begitu pula penerima daging hewan qurban jangan menggerutu misalnya karena sedikit atau banyak campur tulang. "Tapi belajarlah memetik hikmah bahwa dengan mengonsumsi daging hewan qurban menjadi berkah bagi keluarga, semoga berkepribadian seperti Nabi Ibrahim dan Ismail alaihi salam," lanjutnya.
Guru Saiful mengungkapkan atau menceritakan, bahwa Nabi Ibrahim dan Ismail, seorang yang "kada pamalar" (tidak bakhil atau kikir) tapi pemurah serta patuh terhadap perintah Allah SWT.
Baca juga: Ustadz Aspani ingatkan tentang fitnah
"Kan kadang ada anak yang ditegur atau disuruh 'kada intat-intat/kada intaitat" (tidak peduli/membandel), ujar Guru Saiful dan dengan panggilan lain Guru Busu (busu bahasa daerah Banjar Kalsel pengertiannya orang yang dituakan).
Diceritakan bermula ibadah qurban, karena Nabi Ibrahim "talimbak pandir" (salah ngomong) ketika berdialog dengan seseorang (padahal itu Malaikat Jibril)
"Dengan sikap/sifat kedermawanan Nabi Ibrahim, Jibril pun ngomong dan Ibrahim menjawab; jangan kambing/domba, anak pun aku sembelih kalau itu perintah Allah," kutip Guru Busu yang juga mengasuh pondok tahfidz (penghafal Al-Quran) di Banjarmasin.
Begitu pula Ismail yang waktu itu berusia lebih kurang 13 tahun ketika ayahandanya menceritakan mimpi. Ismail pun menyatakan: "kalau itu perintah Allah laksanakan saja, lanjut Guru Busu tersebut mengutip cerita Nabi Ibrahim dan Ismail.
Baca juga: Ustadz HM Hilal ungkap makna syukur
