“Kita hidup dalam dunia yang tengah menghadapi wicked problems, krisis iklim, ketimpangan ekonomi, revolusi digital, serta disrupsi pekerjaan akibat kecerdasan buatan. Di tengah semua itu, pendidikan adalah jawaban paling mendasar dan paling strategis,” ujar Prof. Brian dilaporkan di Banjarmasin, Sabtu.
Baca juga: UNISM Banjarmasin tampilkan karya mahasiswa pada Festival Kampus Berdampak
Amanat Prof. Brian tersebut dibacakan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Muhammad Akbar saat upacara Hardiknas 2025 di Banjarmasin, Jumat kemarin.
Upacara Hardiknas 2025 tersebut diikuti sekitar 200 peserta dari kalangan civitas akademika, mencakup pimpinan perguruan tinggi, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa dari berbagai kampus di wilayah Kalimantan.
Menyampaikan sambutan Prof. Brian Dituturkan Akbar, keberhasilan pendidikan terutama pendidikan tinggi harus dilakukan secara kolaborasi melibatkan lintas sektor sesuai tema Hardiknas 2025 Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.
“Pendidikan tidak bisa dikerjakan sendiri, karena pemerintah memerlukan dukungan masyarakat. Sekolah perlu bersinergi dengan keluarga. Kampus juga harus terhubung erat dengan dunia usaha dan komunitas,” ungkap Prof Brian.
Lebih jauh, Menteri Prof. Brian memaparkan lima perilaku utama yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi nasional, yakni fokus pada dampak (impact) dan tidak hanya pada output administratif, riset dan inovasi yang menjawab masalah nyata, seperti ketahanan pangan, transisi energi, dan kesehatan masyarakat.
Baca juga: UNISM gelar Festival Kampus Berdampak inisiatif Ditjen Dikti
Kemudian, sains sebagai solusi sosial-ekologis, yang harus hidup dalam kebijakan publik dan praktik masyarakat, hilirisasi riset untuk kesejahteraan, dengan mendorong pemanfaatan hasil riset pada sektor industri dan UMKM, serta evaluasi yang akuntabel dan terbuka, sebagai komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan.
Pemerintah, lanjut Menteri, terus memperkuat komitmen terhadap sektor pendidikan tinggi melalui berbagai program strategis, seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Unggulan Garuda, serta perluasan beasiswa KIP Kuliah dan LPDP, serta tunjangan profesi dan kesejahteraan dosen tetap menjadi prioritas utama dalam menjaga kualitas pendidikan.
"Transformasi pendidikan tidak bisa ditunda. Karena pendidikan hari ini adalah wajah Indonesia pada masa depan," tegas Prof. Brian.
Pada kesempatan tersebut, Muhammad Akbar juga mengapresiasi terhadap dedikasi para dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh insan pendidikan tinggi yang terus mengawal kemajuan ilmu pengetahuan dan karakter bangsa.
"Semangat kolaboratif perlu terus dibangun pada seluruh ekosistem pendidikan tinggi," ucap Akbar.
Akbar menambahkan Upacara Hardiknas 2025 di LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan menjadi ajang penguatan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai pilar utama pembangunan nasional yang bermutu secara akademik dan berdampak luas bagi masyarakat.
Baca juga: LLDIKTI XI Kalimantan serahkan SK operasional Universitas Sapta Mandiri
