Banjarmasin (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Fauzan mengatakan pendidikan tinggi harus mampu menjadi pusat inovasi, transformasi sosial, serta berdampak pada tingkat daerah maupun nasional guna menghadapi perubahan zaman yang cepat dan komplek.
Fauzan"Perguruan tinggi harus berani berinovasi, membangun kebijakan yang berdampak, dan menjalankan fungsi ganda sebagai lembaga akademik dan sebagai pusat pelatihan sumber daya manusia. Kampus itu tempatnya manusia unggul, fasilitas ada, SDM ada," kata Fauzan melalui keterangan tertulis diterima di Banjarmasin, Selasa.
Baca juga: Wamendiktisaintek: Mahasiswa harus jadi generasi kritis dan kuasai teknologi
Fauzan menekankan penting membangun sinergi nyata antara kampus, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
Ia juga menyoroti program Diktisaintek Berdampak yang digagas Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto.
Wamen Fauzan mengungkapkan program ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberdayakan komunitas lokal, memperluas akses ke teknologi tepat guna, mendorong keadilan sosial, dan memperkuat ekosistem kolaborasi.
Dalam konteks ini, kampus menjadi aktor penting yang menghubungkan pengetahuan, teknologi, dan kepedulian sosial," tutur Fauzan.
Dia juga mengkritisi pendekatan lama terhadap program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang selama ini dianggap sekadar formalitas untuk menggugurkan SKS.
Baca juga: LLDIKTI XI bahas isu kesejahteraan dosen di 3T saat RDPU Komisi X DPR RI
“Misalnya untuk isu stunting, satu mahasiswa bisa bertanggung jawab mendampingi dua keluarga. Pendekatannya harus berkelanjutan, agar mahasiswa terbiasa adaptif terhadap kondisi riil masyarakat,” ujarnya.
Tidak hanya dalam pengabdian, peran inovatif kampus juga penting dalam riset dan hilirisasi hasil penelitian.
Namun, banyak hasil riset dosen yang hanya berakhir sebagai prototipe karena tidak pernah dipasarkan atau dikomunikasikan ke publik atau ke pemerintah daerah.
“Kampus harus memiliki lembaga yang khusus memasarkan produk akademik. Dengan begitu, publik akan melihat kampus bukan hanya sebagai bangunan institusi, tetapi sebagai penghasil solusi,” lanjutnya.
Fauzan pun mendorong agar perguruan tinggi lebih agresif membangun kolaborasi lintas sektor, misalnya saja menjadi tempat pelatihan kerja yang relevan dengan kebutuhan zaman untuk upskilling dan reskilling, serta terus memperluas peran sosialnya di tengah masyarakat.
Ia menutup dengan pesan kuat bahwa masa depan bangsa sangat tergantung pada keberanian kampus untuk berinovasi.
Baca juga: UNISM Banjarmasin tampilkan karya mahasiswa pada Festival Kampus Berdampak