“Makanya Bapak Mentan senang kunjungan kerja ke Kalsel untuk mengoptimalkan program swasembada pangan. Bahkan Mentan juga meminta agar anggaran program Cetak Sawah dan Optimalisasi Lahan (OPLAH),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi Kementan RI Husnain usai panen raya serentak secara virtual 14 provinsi di Desa Panca Karya, Barito Kuala, Kalsel, Senin.
Baca juga: Kementan benahi irigasi di Kalsel wujudkan panen tiga kali per tahun
Ia mengungkapkan upaya meningkatkan produksi gabah di Kalsel semakin terlihat, karena dulunya pada dua kabupaten prioritas di daerah ini hanya dapat panen sekali dalam setahun, yakni Barito Kuala dan Tanah Laut.
“Sekarang sudah bisa panen minimal dua kali setahun, saat ini sedang digencarkan maksimal panen tiga kali setahun sehingga swasembada pangan dapat segera terwujud,” ujarnya.
Husnain menjelaskan, Kabupaten Barito Kuala yang hari ini ia kunjungi melaksanakan panen raya serentak 14 provinsi, pada 2024 hanya bisa sekali panen, namun sekarang sudah bisa minimal dua kali per tahun.
Baca juga: Firman Yusi: Revolusi pertanian Kalsel tidak bisa dihindari
Pada 2025, total luas lahan untuk Program OPLAH di Kalsel dicanangkan sekitar 17.382 hektare, sedangkan Cetak Sawah mencapai 30.000 hektare, kedua program tersebut dilaksanakan pada 13 kabupaten/kota, namun yang menjadi fokus adalah dua daerah potensi, yakni Kabupaten Barito Kuala (terluas sawah) dan Tanah Laut.
Oleh karena itu, kata Husnain, program ini menjadi bagian penting untuk mengoptimalkan peningkatan produksi gabah di Kalsel dari target semula sekitar satu juta ton menjadi tiga juta ton per tahun.
Pada kesempatan itu, Husnain mengikuti panen raya di Barito Kuala, Kalsel, dilaksanakan secara serentak melalui virtual pada 14 provinsi se-Indonesia. Sementara Presiden Prabowo mengikuti panen raya di Majalengka, Jawa Barat.
Baca juga: Mentan ancam cabut Dana OPLAH dan Cetak Sawah jika pemda tak serius