Kemudian bahan pokok lain, seperti gula putih stabil di harga Rp18.000 per kilogram, susu kental manis Rp11.000 per kaleng.
Lalu, sayur mayur secara umum stabil, hanya sayur kol yang belum turun harga, sebelumnya Rp10.000 per kilogram, saat ini di kisaran Rp25.000 per kilogram, pedagang mengaku karena pasokan belum dikirim dari jawa sehingga harga masih menyesuaikan stok yang menipis.
Pantauan di pasar tradisional lain juga relatif sama harganya, termasuk di kabupaten/kota lain, namun ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian karena belum turun harga seperti daging ayam ras saat Ramadhan di harga Rp18.000 per kilogram, saat ini di harga Rp32.000, bahkan mencapai Rp50.000 per ekor.
Salah satu konsumen, Dewi (45), cukup mengeluh karena daging ayam merupakan kebutuhan yang cukup sering dia beli, harapannya harga dapat kembali stabil.
“Yang paling menjadi perhatian itu kenaikan harga komoditas bawang prei, sebelum Lebaran harganya cuma Rp20.000 per kilogram, sekarang melambung di harga Rp60.000,” kata Dewi.
Terkait dengan harga beberapa komoditas yang belum stabil itu, Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin memastikan segera berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk memantau harga di pasar serta memastikan penyebab belum stabilnya harga beberapa komoditas tersebut.
“Namun yang pasti kita patut bersyukur karena harga rata-rata bahan pokok sudah stabil. Ini semua tidak terlepas dari peran para pihak, kami sidak harga ke pasar, gelar pasar murah di 13 kabupaten/kota, pasar wadai selama Ramadhan, dan banyak agenda lain yang berdampak positif menyebabkan harga bahan pokok tetap stabil,” ujar Syarifuddin.
Baca juga: Satgas Polda Kalsel awasi kenaikan harga tidak wajar bahan pokok
